Labels

Insight, 26 Nov 2017 | Your life is in "working in progress" stage

Wow, gak terasa uda di ujung tahun ya. Bahkan November pun uda mau berakhir.
Di awal tahun biasanya berasa waktu berjalan lambat, apalagi kalau bulan yang dilalui gak ada hari liburnya, hahaha. *Curhat!*

Tapi kalau uda di penghujung tahun, kaget juga loh ya, waktu berlalu begitu cepat. Bahkan aku sendiri berpikir, setahun ini uda ngapain aja? Uda belajar apa aja? Ada progress apa aja? Alias me-review diri juga.

What about you guys? Bagaimana review diri kalian? Banyak kah perubahan dalam hidupmu sepanjang tahun ini? Aku berharap perubahan yang baik yang terjadi dalam hidupmu. :)



Kalau saya, yang pasti, di penghujung tahun lalu, timbul iman dalam hati saya bahwa 2017 akan jadi tahun yang sangat luar biasa dan besar bagi saya. Nyatanya apa yang saya alami? I lost my dogs. Si luppy mati dicabik anjing gede. Trus si callisa entah kenapa muntah-muntah dan BAB darah. Huhu.
Lalu untuk satu dan lain hal, adik saya pun akhirnya memilih bekerja di luar negeri. Rasanya dunia saya hancur. Karena bagi saya, yang penting anggota keluarga saya lengkap dan ada di sekitar saya.

Jujur saja, saya sempat bertanya ke Tuhan, kok yang saya alami kesannya menghancurkan saya?




Ketika diingatkan tentang bersyukur, saya kembali diingatkan apa saja yang sudah Tuhan kerjakan dan sediakan bagi saya. Saya dapat pindah kerja dengan gaji yang lebih besar dan owner perusahaan sangat baik terhadap karyawannya. Di kantor baru ini saya bisa belajar bidang baru dan juga hal-hal baru. Saya juga diingatkan kembali tentang building relationship dengan baik. Dan masih banyaaaaak hal baik lainnya.



Kalau mau ditimbang, jauh lebih banyak hal baik yang Tuhan lakukan bagi saya. Hanya saja, saya terlalu egois dan melihat yang negatif. Dan guess what? Beberapa hari yang lalu, saya merasa kembali on track! Yes, I am back on track!

Maksudnya bagaimana back on track? Nah, ini insight yang mau saya sharing. Jadi, daritadi celotehan saya itu cuma pembukaan cerita. Hahaha. :p




Jadi, kamis lalu ketika saya komsel, kami para pengurus, dihadapkan kondisi dimana kemungkinan komsel kami akan dibubarkan jika tidak ada penerusnya. Karena pemimpin kami akan meninggalkan Indonesia dan pindah ke luar negeri karena menikah.
Long story short (ceritanya ga mau membuka drama di sini, hoho), saya dapat insight yang dari kamis tapi hari ini saya renungkan sepanjang pulang gereja dan saya menangis tiada henti karena amaze sama baiknya Tuhan Yesus. So, apa aja yang saya dapatkan??


1. Jangan keraskan hatimu


Yup, hal simple tapi seringkali kita gak sadari yaitu keadaan hati kita. Seringkali keadaan tidak berjalan sesuai keinginan kita dan karena tidak pandai meng-handle hati dan pikiran, kita bisa terjebak dengan merasa sebagai korban situasi dan akhirnya mengeraskan hati.

Kok bisa? Yes, bisa.
Karen hati yang gak bersyukur, karena hati yang gak rela dibentuk, karena pikiran yang gak mau diubahkan, akhirnya kita terjebak dan tanpa sadar merasakan kepahitan. Parahnya lagi, walau uda sadar ada yang salah sama diri kita, kita gak mau lepaskan pula kepahitan itu.

Dan saya diingatkan, saat kita mengeraskan hati, kita tuh lagi tutup kuping, gak mau denger suara Tuhan. Tanpa sadar, ibaratnya kita tuh lagi bilang sama Tuhan "Udah, jangan sentuh saya, saya gak mau dibentuk, biarkan saja saya seperti ini".


Kebayang gak, kalau tanah merah lagi mau dibentuk jadi porselen yang cantik?
Harus mau dibentuk, harus mau di proses yang pastinya gak akan enak dan nyaman.
Apa jadinya kalau si tanah merah yang baru setengah di proses ngomong ke pengrajinnya "udah, jangan apa-apain aku lagi, anggap saja sudah selesai, letakkan saya di meja pajangan". Kalo saya yang jadi pengrajinnya, saya akan bilang ke si tanah liat "Hellow! You are still ugly! Mau dipajang di meja? Yang bener aje!". Haha, witty banget ye.

Untungnya Tuhan Yesus sangat baik dan sabar sama saya yang keras kepala dan keras hati ini.
Kamis lalu saat saya diingatkan untuk gak keras hati, surprisingly saya nurut loh. Saya oke aja dan saya mengosongkan hati dan pikiran saya. Saya tidak mengijinkan diri saya yang berbicara. Dan saya bisa mendengar Dia dengan jelas. Sehingga saya sadar, di saat saya mengeraskan hati, sesungguhnya saya sedang berjalan sendiri dengan kekuatan saya sendiri. Pantas saja hidup terasa berat dan gelap.



2. Percaya pada rancangan Tuhan atas hidupmu


Saat kita mengeraskan hati dan berjalan dengan kekuatan kita, tanpa kita sadari, sebenarnya kita sedang berkata kepada Tuhan "Tuhan, saya jalan ke sini aja deh, saya gak yakin kalau jalan yang Kau tunjuk itu bener deh, keliatannya susah dan gak enak, yang sudah saya lewati aja nyakitin."


Hm. Padahal jelas Tuhan sudah merancangkan hidup kita dengan baik bahkan dari kita masih bakal anak dan rancangan-nya itu yang terbaik buat kita!

Mazmur 139:13-17 (TB)
(13)Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku,
menenun aku dalam kandungan ibuku.
(14)Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib;
ajaib apa yang Kaubuat,
dan jiwaku benar-benar menyadarinya.
(15)Tulang-tulangku tidak terlindung bagi-Mu,
ketika aku dijadikan di tempat yang tersembunyi,
dan aku direkam di bagian-bagian bumi yang paling bawah;
(16)mata-Mu melihat selagi aku bakal anak,
dan dalam kitab-Mu semuanya tertulis
hari-hari yang akan dibentuk,
sebelum ada satu pun dari padanya.
(17)Dan bagiku, betapa sulitnya pikiran-Mu, ya Allah!
Betapa besar jumlahnya!


Yeremia 29:11 (TB)
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.


3. Jangan ambil keputusan berdasarkan keadaanmu saat ini

Yes. Keadaan kita saat ini hanya sementara. The best is yet to come! We are in progress!
Jangan nilai keadaanmu saat ini sebagai keadaan final.
Jangan ambil keputusan berdasarkan keadaanmu saat ini, apalagi di saat kamu dihadapkan dengan suatu tantangan yang jelas kamu tahu bahwa kamu akan mendapatkan sesuatu yang luar biasa, tapi karena kamu lihat keadaanmu saat ini belum pantas dengan kemuliaan yang akan kamu terima, lalu kamu lewatkan begitu saja.


Jujur, itu yang hampir selalu saya lakukan. Saya merasa belum pantas karena melihat keadaan saya saat ini yang jauh dari layak. Saya memandang rendah terhadap diri saya sendiri.

Kamis lalu, Tuhan berbicara ke saya, "Jangan ambil keputusan berdasarkan keadaanmu saat ini, kamu tidak tahu kemana (sejauh/setinggi apa) Aku akan membawamu". Kamis lalu saat saya dengar ini, saya biasa aja. Tadi waktu jalan pulang dari gereja, saat saya ingat ini, saya nangiiiiis gak berhenti.

Karena saya ingat, saat Dia berbicara, saya dapat penglihatan sekilas walau gak jelas, tapi saya tahu saya akan dibawa ke tempat yang lebih tinggi. Saya gak tau pastinya saya akan jadi seperti apa, tapi Tuhan butuh saya untuk punya hati yang rela dan mau dibentuk, agar rencana-Nya bisa terwujud.


Saya langsung terbayang, bagaimana si tanah liat mau jadi porselen cantik kalau saat mau dibentuk malah kabur? Dan saya jadi teringat, jika saya mengambil keputusan dan melepaskan kesempatan yang datang (yang kemungkinan besar sudah Tuhan persiapkan), sesungguhnya saya sedang mengutarakan ketidakpercayaan saya terhadap rencana Tuhan, dan sesungguhnya saya sedang mengeraskan hati saya.

Wow! Sambung menyambung loh itu.
Dan saya menangis karena hati ini sangat tersentuh karena saya menyadari, Tuhan Yesus sungguh sangat baik. Saya aja yang bandel. Jadi, ya gak aneh kalau hidup saya gak berubah fantastis. Gak aneh kalau hidup saya gini - gini aja. Karena di saat Tuhan mau bentuk saya dan mau bawa saya lebih maju lagi, saya yang menolak.


4. Caramu memandang dirimu itu yang menentukan sikap dan pola pikirmu

Ini bonus. Really!
Pas di gereja, aku dapat poin ini dan amazingly kok nyambung sama yang saya dapat di hari kamis.


Pas lagi nyanyi menyembah dan memuji Tuhan, tiba - tiba saya dapat penglihatan 2 orang wanita yang berbeda usia. Yang satu keliatan masih early 20 yang masih hepi - hepi enjoying life sama teman-temannya, tapi terlihat bahwa dia tidak mau terlibat dalam tanggungjawab yang besar, pokoknya yang penting hepi dan enjoy aja.


Lalu, gak lama, terlihat wanita yang lebih dewasa, sekitar early 30. Terlihat matang, dewasa, berani bertanggungjawab dan bahkan siap membimbing generasi di bawahnya.


Aku bingung, maksudnya apa?
Then, aku dapat pengertian, itu adalah gambaran hidup yang harus aku pilih.
Remember, life is about choices!
Aku mau jadi wanita yang mana? After I choose, it will change the way I think and the way I act!!


Selama ini aku selalu menempatkan diriku belum layak, belum pantas, belum ini, belum itu.
Aku memposisikan diri seperti ABG. Ya, mungkin seperti gambaran wanita early 20 yang aku lihat. Pokoknye kerja, cari uang, enjoy aja. That's not what God wants for me. And definitely, that's not what I want in my life. No wonder kalau hidup gak pernah puas. Karena dengan menepatkan diri saya dengan pola pikir seperti itu (aku ini siapa? gak pantes lah, belum mampu, bla bla bla), saya akan bersikap seperti itu terus, gak akan ada majunya. Saya gak akan mencapai pemenuhan hidup saya. 

Dan guess what? Sikap itu menunjukkan 3 poin sebelumnya yaitu gak percaya sama Tuhan (rancangan dan pekerjaan tangan-Nya), mengeraskan hati dan melihat keadaan saat ini sebagai keadaan permanen.


Saat saya memilih menjadi gambaran wanita kedua, saya akan tanpa sadar mengarahkan diri saya menjadi seperti gambaran itu.


Lalu teringat Amsal 23:7(a)
(TB) Sebab seperti orang yang membuat perhitungan dalam dirinya sendiri demikianlah ia.
(AMP) For as he thinks in his heart, so is he





Guys, how about you?
Apakah ada hal-hal yang menghalangimu melihat jalan yang sudah Tuhan sediakan bagimu?
Adakah hatimu menjadi tawar dan keras?
Apakah ada yang membuatmu ragu akan kekuasaan Tuhan dan betapa mulia pekerjaan-Nya?
Apakah ada hal yang membuatmu ragu mengenai rancangan-Nya atas hidupmu?


Jika ada, percayalah, itu adalah tipu muslihat yang dilemparkan kepadamu agar engkau tidak bisa menggapai apa yang sudah Tuhan rancangkan bagimu.
Aku berdoa, Roh Kudus yang akan berbicara dan memberikan pengertian kepadamu.
Bukalah hatimu, bukalah pikiranmu. Ijinkan Dia menguasai hati dan pikiranmu sehingga damai sejahteranya bisa ada bersamamu dan memampukanmu menjalai hari-hari ke dapan.

GBU!

Insight 23 Okt 2017 | You need to re-align your life

Please scroll down for English. Enjoy your reading!


Hello.
Belakangan ini jarang banget nulis.
Energi kayaknya rendah banget ini.
Kurang olahraga ditambah faktor U kayaknya. Hahahaha.


Hari ini rasanya jadi hari yang sesuatuuu banget buat saya.
Kenapa?
Well, rasanya hari ini kejadian kehidupan yang cukup penting dalam perjalanan kehidupan saya. 
Dan saya yakin, pasti akan berujung kebaikan untuk saya.


Hari ini, peringatan kematian anjingku tersayang, Luppy. 
Hari ini tepat 4 bulan dari kematiannya. 
Hari ini juga adikku pergi bekerja ke luar negeri, baru pertama kali ini anggota keluarga berpisah jauh untuk bekerja. Dan hari ini saya mendapatkan mentor yang akan menemani saya, memantau dan mengarahkan saya agar saya bisa berjalan dengan lebih terarah ke tujuan saya.
What a day! 


Belakangan ini saya semakin memikirkan, saya ini seperti senjata, sayangnya tidak terarahkan dengan benar. Jika saya adalah pistol, maka saya akan menembak ke segala arah. Kerugiannya besar, peluru saya terbuang sia-sia dan bisa jadi melukai banyak orang akibat peluru yang terbuang tanpa terarahkan.


Maka dari itu, saya mendoakan seorang mentor. 
Tidak disangka kemarin tiba-tiba dikontek oleh kenalan yang sebelumnya hanya baru bertemu 2x. Dan kemarin di pertemuan ke 3, kami mengobrol dan saya merasa cukup nyaman untuk curcol. Haha.


Berakhir dengan dia nenawarkan diri dan bertanya apakah saya mau ditemani dalam progress re-align. Lalu setelah berpikir satu hari, akhirnya haru ini aku jawab oke deh.


Belakangan ini pikiran rumit, karena usia bertambah, tapi tujuan makin kabur. Saya butuh bantuan. Saya butuh re-align alias menyelaraskan antara kondisi kehidupan dengan mimpi tentang dunia yang ingin saya buat.


Adakah teman-teman yang mengalami hal serupa? Atau adakah yang sudah melaluinya?
Silahkan berbagi di kolom komentar, akan sangat membantu saya dan/atau teman-teman lainnya.


GBU!



-------------------- *************** --------------------


Hello.
Lately I rarely writing. 
My energy so low. 
Because no exercise and getting older, perhaps? Hahaha.


Today is an important day for me. 
Why? 
Well, I feel that today is a day that will be a milestone to my journey. 
And I'm sure that it will lead to goodness.


Today is the day when Luppy (our beloved dog) died 4 months ago. 
By this day, for the first time, our family member (my brother) seperate for miles away, he goes overseas for work. 
And by today, I got a mentor that will accompany me, watching my steps and guide me so I can walk more focused to the goal.
What a day! 


Lately I think deeper that I am like a weapon with no focused target. 
If I am a gun, then I will be shoot to all direction. 
It will cost a huge loss. My ammo will be wasted and I can hurt people because of random shots.


That's why I prayed for a mentor. 
And by coincidence  (I guess), an acquaintance which I just met up twice, contact me and ask me to hang out. So, at 3rd meet up, I feel quite comfort to tell what I'm thinking.


End up that he offer himself to accompany me to go through my struggle and he asked do I want it? Then, after thinking for a day which means today, I said yes.


Lately my mind so complicated because I'm getting older but my vision about my future become more blur.I need help to re-align what my reality and what kind of world I want to create for myself.


Is anyone of you ever felt this? 
Or have you overcome it? 
Please share on comments column below. 
It will help me and/or other persons.


GBU

Insight 04 Okt 2017 | Reset

Hi!
Long time no write!

Kali ini saya akan menulis singkat saja, dan khusus kali ini tidak dalam 2 bahasa. Hehe.


Puji Tuhan skripsi sudah selesai dan sidang pun sudah berlalu. Yeay!!! Menanti wisuda untuk saat ini. Azek!

Saya belakangan ini diingatkan pelajaran kehidupan yang pernah saya dapatkan dan ya ternyata terlanjur saya lupakan.
Terkadang Tuhan mengizinkan kita masuk ke dalam ujian agar kita mengingat kembali apa yag sudah kita pelajari.


Tapi saya percaya, bukan hanya itu. Tuhan ingin kita ingat hal yang mendasar. Hey, mau sepintar apapun kita di sekolah, berawal dari membaca dan berhitung, bukan? :)

Hal yang saat-saat ini Tuhan ingatkan adalah perihal hubungan dan penguasaan diri.
Bukan kebetulan kemarin saya mendengar khotbah dari Ps Jeffrey Rachmat perihal bijak dalam membina hubungan. Jangan mengsalahartikan kebaikan orang lain dan menuntutnya jadi suatu keharusan atau hal yang wajar untuk kita tuntut.

Hari ini bukan kebetulan saya mendengar khotbah dari Ps Jose Carol perihal kita sesekali butuh re-set. Agar kondisi hati kita kembali ke awal.

Dan malam ini bukan kebetulan juga saya membaca Amsal 21:23 perihal menjaga diri yang bisa saya artikan juga sebagai bentuk pengendalian diri.


Baru saja saya diingatkan kembali hal mendasar. Jika kita hendak membuka suatu kebenaran (terutama dengan tujuan untuk membenarkan diri sendiri) dan hasilnya malah akan melukai orang lain dan /atau berpotensi menyebabkan situasi yang tidak baik, maka diam akan menjadi pilihan yang sangat baik.


Guys, I hope you doing well.
Tidak perlu memusingkan hal yang ribet, berawal dari hal yang kelihatan sepele dan simple saja dulu.
Apakah kondisi hatimu sudah di kondisi default orang yang berada dalam persekutuan dengan Tuhan?

Karena dari hatimulah terpancar kehidupan.
Kita ingin kehidupan yang baik, berawal dari kondisi hati dan pikiran yang sehat.

Saat saya menulis ini, sebenarnya juga menjadi pengingat bagi saya.
Mari kita berlomba-lomba menghidupi kehidupan yang sudah Tuhan berikan kepada kita dengan melipatgandakan apa yang sudah Tuhan berikan kepada kita sehingga orang lain pun dapat merasakan dampaknya.


Dimulai dari hati.

GBU!

Insight 18 Agt 2017 | Purpose of Life

Start from 01 Jan 2017 I wrote in both English and Indonesian. Please scroll down for English. Enjoy your reading! :)


Tadi pagi saat berangkat ke kantor, aku dapat sesuatu hal yang sesungguhnya menurutku mayoritas orang di dunia ini uda tau, tapi mungkin lupa atau gak yakin (seperti saaya ini).
Dipikir-pikir, benar juga ya, harus berdoa untuk dapat seorang mentor. Karena petinju paling canggih juga ada yang mementori, karena si mentor membantu melihat yang tidak bisa dilihat oleh yang dimentori alias "blind spot".

Well, bukan perihal mentor yang tadi pagi saya dapat, haha.
Kembali ke topik.

Tadi pagi pas otw ke kantor, saya dapat sesuatu yang membuat saya mendadak merasa hidup lebih hidup, berasa lebih enteng dan bebas. Apakah itu?
Aku bertanya pertanyaan yang saya yakin semua orang pernah atau sedang lontarkan yaitu "Apakah tujuan saya hidup di dunia ini?". Karena saya merasa belum hidup dengan sepenuhnya. Belum mengeluarkan yang terbaik dari diri saya yang Tuhan sudah siapkan dari saat Dia membentuk saya (Mazmur 139:13).

Saya merasa meronta dalam hati karena saya merasa tidak menjalankan kehidupan yang mungkin Tuhan sudah siapkan bagi saya. Merasa ini bukan rutinitas kehidupan yang Tuhan sudah siapkan. 

Lalu tiba-tiba teringat khotbah Ps. Jeffrey Rachmat dan Ps. Jose Carol.
Diingatkan tentang glory itu ada bahasa aslinya, dari bahasa ibrani (lupa apa sih bahasa ibraninya, maap yak). Intinya dari kata itu, bisa diartikan sebagai beban. Jadi, glory itu mempunyai beban juga.

Lalu diingatkan kisah Daud. Sebelum menjadi raja, Daud diproses Tuhan sebegitu rupa agar bisa menjadi raja Israel. Teringat juga kisah Yusuf, proses amat panjang dan menyakitkan juga harus dilalui sebelum akhirnya dia jadi orang penting di Mesir dan menjadi orang kepercayaan Firaun.

Setelah dipikir ulang, siapa sih yang tokoh di alkitab yang gak melalui proses? Bahkan Tuhan Yesus sendiri pun harus melalui proses dengan lahir sebagai bayi yang tidak berdaya.

Lalu aku dapat klik, ya kalau di film tuh ada bola pijar nyala sambil bunyi "tiiiing!!!!"
Life is about process..!

Memang betul tujuan hidup kita masing-masing sudah ditentukan Tuhan. Panggilan kita masing-masing pun sudah dipersiapkan.
Yang jadi masalah adalah apakah kita sudah siap dan kuat menanggung beban dari panggilan kita? Aha!

Langsung deh cek ke dalam, memangnya hati saya uda sebesar apa untuk menanggung beban?
Lalu saya dengar Tuhan berkata "Tidak usah kamu pusingkan apa tujuan akhirmu, jalani saja apa yang ada padamu". Dan saya berpikir, betul juga, dengan hanya bertanya ke mana tujuan saya, kalau saya tidak melangkah, maka saya gak akan kemana-mana.

"Apapun yang kamu alami saat ini adalah proses yang harus kamu lalui karena Tuhan sedang membentuk dan mempersiapkanmu agar kamu siap menjalani panggilan-Nya"

Merasa terhibur sekali. Segala kegagalan saya, sesungguhnya adalah proses belajar, persiapan dan pematangan diri. Bahkan rutinitas yang saat ini gak saya sukai (dan gak saya syukuri) sesungguhnya juga adalah bagian dari pembelajaran dan persiapan saya. Harusnya saya tidak berkecil hati, justru harus bersyukur karena Tuhan mau memproses saya.

Sinkron sekali dengan apa yang saya dapatkan sepanjang minggu ini yaitu dari Ulangan 20:2-4 (TB)
(2)Apabila kamu menghadapi pertempuran, maka seorang imam harus tampil ke depan dan berbicara kepada rakyat, (3)dengan berkata kepada mereka: Dengarlah, hai orang Israel! Kamu sekarang menghadapi pertempuran melawan musuhmu; janganlah lemah hatimu, janganlah takut, janganlah gentar dan janganlah gemetar karena mereka, (4)sebab Tuhan, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai kamu untuk berperang bagimu melawan musuhmu, dengan maksud memberikan kemenangan kepadamu.

Tuhan berperang bagi kita untuk memberi kemenangan bagi kita. Betapa Tuhan mencintai kita! Dia menyertai kita dalam berperang, tapi jangan lupa, kita juga harus maju melangkah. Jangan hanya duduk diam dan berharap sesuatu terjadi dan hidupmu berubah. Kita tetap harus berjuang melewati proses, tapi dengan hati yang berserah.

GBU!

------------------------------ ******************** ------------------------------

This morning when I was on my way to office, I got something that I think most people in this world already know, but maybe forgotten or not convince yet.
I thought it is necessary to have a mentor in your life because a mentor can help to see your blind spot. Well, I'm not going to talk about mentor, ha ha ha. Back to topic!

This morning when I was on my way to office I got something that suddenly makes my life more alive, more carefree and free. What is that?

I was asking a question that I believe ALL people in this world is asking or was asking about. The question is "What is my purpose in this world?". Because I don't feel truly alive. Not giving out my best yet from what God already gave to me since He mold me. (Psalm 139:13)

I feel like I am struggle inside because of not livinng the life that perhaps God already prepared for me. I feel like this routine life is not what God prepared for me.

And suddenlly I remember Ps Jeffrey Rachmat's and Ps. Jose Carol's sermon. I am reminded that glory come from Hebrew (I forgot the word, apologize). The point is from that word can be translate as weight. So, glory have weight to bear.

And I am reminded about David. Before be a king of Israel, God process David so he can be a king. And remembered about Joseph that have to be processed so long and have to go through many hurting situation before he became most important person in Egypt.

After I think again, whose story in bible that not be processed? Even Jesus have to go through the process, He had to born into a fragile baby.

And then I got a light bulb moment. Life is about process..!

It is true that God already prepared our purpose. Our calling also been prepared. The issue is "are we already prepared and ready to bear the burden form our calling?" Aha!

Spontaneously I check my own heart, am I ready to bear that burden?
And then I heard God speak to me "You don't need to worry about what is your final destination, just do what I already give to you now". And I thought, it is true. If I just keep asking where am I going but I do nothing, I will not go anywhere.
"Whatever you been through nowadays is a process that you have to go through because God is molding and shaping you so you are prepared to do His calling for your life"

I feel so comforted. All my failures is a process of learning, preparation and a maturity process. Even my daily routine which I don't like (and I am not grateful for) truly is a part from learning process and my preparation.  I should not be discouraged,  otherwise, I should be grateful because God wants to process me.

Sync what I got this whole week,
Deuteronomy 20:2-4 (AMP)
(2)When you approach the battle, the priest shall come forward and speak to the people, (3) and shall say to them, ‘Hear, O Israel: you are advancing today to battle against your enemies. Do not lack courage. Do not be afraid, or panic, or tremble [in terror] before them,(4) for the Lord your God is He who goes with you, to fight for you against your enemies, to save you.’

God fight for us to give us glory. How big is His love upon us!
He goes with us to battlefield, but don't forget, we still need to make a step. Not just sit down and watch and wishing something happen and change our life. We still need to fight, but with a surrendered heart.

GBU!

Kebaikan Kecil | Little Kindness

Start from 01 Jan 2017, I wrote both in Indonesian and English. Please scroll down for English. Enjoy your reading!

Hari ini bisa dikatakan adalah hari yang penuh dengan berkat. Saya melihat dan merasakan kasih karunia Tuhan yang begitu besar.
Berawal dari mulusnya pembuatan passport yang mungkin juga dikarenakan ada inspeksi dadakan sehingga pelayanan hari ini berbeda dan lebih cepat, ditambah regulasinya akan berubah lagi.
Lalu ditambah dengan malam ini merayakan ulang tahun salah satu teman saya dan berjumpa dengan beberapa teman baru.

Yang menjadi insight bagi saya di hari ini terutama saat saya pulang dari rumah teman saya. Di dekat komplek saya, saya melihat ada tukang tek-tek yang menghampiri seorang kakek tua yang terlihat hidup dari meminta-minta dan tidak mempunyai tempat tinggal. Si abang tek-tek sepertinya memberikan sedikit uang bagi si kakek dan si kakek terlihat sangat berterima kasih.

Langsung saya teringat akan ayat dari Lukas 6:38 (TB)
Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”
Tidak butuh kekayaan yang melimpah untuk bisa memberikan berkat bagi orang lain. Dari kecukupanmu maka kamu akan merasakan kelimpahan. Bukan kebetulan bisa mirip dengan apa yang saya dengar minggu lalu di gereja tentang cukup dan melimpah.Kamu bisa merasakan kelimpahan saat kamu tahu kapan untuk mengucapkan/merasakan cukup.
Seperti yang tercatat di Amsal 11 : 24-25 (TB)
Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan. Siapa banyak memberi berkat, diberi kelimpahan,

Memang betul, tidak perlu seorang yang kaya dengan banyak harta yang bisa memberikan berkat bagi orang lain. Orang yang kaya dengan merasa cukup jauh lebih sanggup membagi berkat kepada orang lain.

Marilah kita menjadi orang yang mampu mengatakan cukup bagi diri kita dan sanggup untuk berbagi dengan orang lain sehingga orang yang tidak mengenal Yesus bisa melihat dan merasakan kebaikan-Nya melalui hidup kita.

God bless!

------------------------------ ******************** ------------------------------

Today is a blessed day for me. I see and feel God's love.
It start with when I applied my passport earlier this morning, it's goes really smooth. There was a sudden inspection and thanks to it, today's process become more faster and the regulation will change start from next week.

This night, I celebrate one of my friend's birthday and I met some new friends.

What pop up and become my insight? Is when I am on my way home from my friend's house. When I near to my house block, I saw a food seller that goes around everywhere (in Indonesia we call them "tek-tek" because the seller hit the pan and make sound like "tek-tek"). He came to an old man looks like a beggar that homeless.

The food seller looks like giving some money to the old man and that old man looks so thankful.

I suddenly remembered to a verse from Luke 6:38 (AMP)
Give, and it will be given to you. They will pour into your lap a good measure--pressed down, shaken together, and running over [with no space left for more]. For with the standard of measurement you use [when you do good to others], it will be measured to you in return.”

No need to be a rich man to give some to others. When you can say enough, you can feel abundance. It is not a coincidence that this really alike with what I heard at last sunday service.

Like what it recorded at Proverbs 11:24-24 (AMP)
There is the one who [generously] scatters [abroad], and yet increases all the more; And there is the one who withholds what is justly due, but it results only in want and poverty.
The generous man [is a source of blessing and] shall be prosperous and enriched, And he who waters will himself be watered [reaping the generosity he has sown].

It is true, no need a rich man with so many treasures to be a blessing to others. People who is "rich" because he knows when to say enough can be a greater blessing to others.

Let's be a person that know when to say enough and can feel enough for ourselves so we can share with others. So, people who don't know Jesus can see and feel that He is good through our life.

God bless!

Long time no see!

Since 01 Jan 2017, I wrote in English and Indonesian. Please scroll down for English. Enjoy your reading!


Haaaaiii....!!!!
Lama tak bersua!


Kangen nulis walau rasanya capek dan efeknya muales banget nulis!
Alasannya ga ada waktu sih, tapi nyatanya ada waktu tuh buat sosmed! Oops!


Waktu kepikiran ini, langsung jadi wake up call buat aku kalau aku uda terlalu banyak memakai berbagai alasan untuk menghabiskan waktu untuk hal yang kurang penting.
Emangnya kegiatan aku ngapain aja sampe segitu sibuknya?
Kegiatan standart!


Bangun tidur - pergi kerja - pulang rumah - buat skripsi/main sosmed - tidur.
Nah, yang jadi bermakna itu di waktu setelah pulang kerja, aku manfaatkan buat apa? 
Kalo skripsi, hm, belakangan ini justru tidak banyak waktu untuk buat skripsi karena prahara di kampus yang membuat skripsi kita tertunda *lebay!*




-----------------------------------*********************-----------------------------------


Hi...! Long time no see....!!!

I miss to write again eventhough I am so tired and lazy to write.
I use to day I have no time to write but actually I have time to be spent on social media! Oops!


When I realize this, it's become my wake up call for me that I have spent too much time for useless things!
What I did on my daily schedule?


Wake up - go to work- go home - do my paper/spend time on social media - sleep.
What matters is what I do after I go home from office. If doing my paper of bachelor degree, hm, lately I don't continue because there some issues at my university that put our paper on hold.

Insight 04 Juni 2017 | You know EXACTLY what you want

Start from 01 Jan 2017, I written both in Indonesian and English. 
Please scroll down for English. Hope you enjoy your reading and hope this will bless you.



Malam begini tiba - tiba otaknya cling! Gitu deh. 
Namanya ilham mah bisa dateng kapan aja dan di mana aja. 
Terkadang bentuknya visual. Terkadang betuknya seakan ada yang bisikin ke dalem pikiran dan bikin saya bereaksi "oh iya, bener juga ya".


Tapi 1 hal yang saya percaya. Yang kasih jelas dari Tuhan. Namanya hikmat. 
Bukannya sok suci atau sok hebat. Tapi saya pikir akan lebih baik jika saya bagikan, siapa tau bermanfaat bagi orang lain.


Insight kali ini pendek kok, janji! :)
Soalnya saya kedoyanan ngobrol sih,jadi awalnya mau nulis pendek bisa jadi panjang. Hahaha. Kebiasaan buruk 


Well, hari ini yang saya dapat adalah jika seseorang berkata mereka tidak tahu apa yang mereka mau, sebenarnya itu hanya kalimat yang dimudahkan saja.


Kenapa saya bilang gitu?
Karena tidak ada satu manusiapun yang gak tau apa yang mereka mau. 
Anak bayi aja tau kok apa yang mereka mau. 
Bedanya mereka belum bisa bicara, makanya mereka kasih tau dengan menangis dan menangis.


Bagaimana dengan anak kecil? Mereka tau kok apa yang mereka mau. 
Makanya bisa kan nangis minta sesuatu dan bisa ngambek kalo apa yang mereka mau gak dikasih atau gak dipenuhi sama orangtuanya.


Remaja aja tau kok apa yang mereka mau. Makanya ada tahap membangkang kan? Melawan orangtua. 
Karena mereka berusaha dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang mereka mau.


Tapi mereka tau apa yang mereka mau!


Hanya bedanya adalah mereka belum mampu menyediakan sendiri apa yang mereka inginkan. Ya karena mereka juga belum menghasilkan uang, belum bisa beli ini itu sendiri. 
Kalau yang non material? Tetap saja harus dipenuhi oleh orang lain seperti misalkan kasih sayang orangtua, kasih sayang sahabat, dsb.


Nah, lalu gimana cara orang dewasa terlebih yang sudah bekerja, yang sudah menikah,yang sudah punya anak, dan terutama yang sedang bermasalah (baik psikis maupun mental) kok bisa bilang gak tau apa yang mereka mau?


Sudah semacam pola dari bayi sampai dewasa kok. 
Mendadak pas dewasa kayak amnesia akan kemampuan itu?


Menurut saya, kalimat "saya tidak tau apa yang saya mau" itu jika dijelaskan adalah "saya tau apa yang saya mau, tapi tidak bisa mewujudkannya." 
Atau "saya tau apa yang saya mau tapi ragu apa itu yang terbaik". 
Atau "saya tau apa yang saya mau tapi saya tidak punya keyakinan yang cukup kalau itu akan terwujud".
Jadi, daripada dianggap tidak berusaha atau pengecut, gampangnya tinggal bilang "saya gak tau mau apa".


Kuncinya cuma keyakinan dan usaha. Apakah kamu yakin itu yang kamu inginkan? 
Jika ya, maka akan ada aja kepikiran langkah yang harus diambil untuk memenuhinya. Seperti kata-kata yang sering disebut seakan sebuah mantra yaitu "there is a will, there is a way".


Dan pemenuhannya jelas butuh usaha. Yang jelas akan capek.
Ibarat petani harus capek dulu menanam dari bibit, tapi sekalinya tanaman itu tumbuh dan berbuah, akan terus menerus berbuah. Kalo uda berbuah dibiarin? Ya enggak, tetep harus dirawat kalau mau hasilnya terus berbuah. :)


So, kesimpulannya adalah "Tidak ada orang yang tidak tau apa yang mereka mau. Yang ada adalah orang tersebut tidak memiliki keyakinan yang kuat atas keinginannya dan tidak memiliki keyakinan yang kuat untuk mewujudkannya atau belum mengetahui cara untuj mewujudkannya".
Jadi, apa yang sungguh-sungguh kamu inginkan? :)



------------------------------ ****************************** ------------------------------


This late night suddenly I got insight. Well, insight can be received anytime and no matter where you are. Sometimes it comes with visual form. Sometimes it comes like a whisper to my mind and make me say "ah, I see".


But one thing I believe. It comes from God. That's called as wisdom. 
Doesn't mean I am better than other or more holy than other. 
I write it down because I think it might help and blessing others.


This insight will be short. I promise. 
Because I usually wanna write just some points and because I love to talk then I end up write so long. He he. My bad habit.


Well, today what I got is if someone tell you that they don't know what they want, actually they just say it to make is more simple.


Why I say so?
Because nobody in this world who don't know what they want!


Babies know what they want. What makes different is they can't talk yet. That's why they let you know what they want and communicating with you with crying.


What about kids? They know what they want. That's why we familiar with kid's wishlist, they can cry to get what they want and they can get upset when they don't get what they want.


Teenagers know what they want. That's why they go through rebellion stages. Because they try to get what they want in any ways.


They (babies, kids and teenagers) know what they want. They just still can't fulfill it by themselves. They are not earning yet so they can't buy things for themselves.
What about non material needs? Still, they needs other person to fulfill it. Let say love from parents, love from bestfriends, etc.


So,how come an adult can say that he/she don't know what he/she wants? 
It's a pattern from baby to adulthood that we know what we want. Why in this world an adult can say that he/she don't know what he/she wants?


I think, "I don't know what I want" can be explain as " I know what I want but I don't know how to make it happen" or "I know what I want but I'm not sure it's the best" or "I know what I want but I don't have enough faith that it will become true"


So, rather be called as a coward (because don't dare to do it) or lazy person (because don't give any effort or at least try something), it will be easier to say "I don'tknow what I want"


The key points are faith and effort.


The question must be "Are you sure that's what you really want?"
If yes, you can get any ideas to make it happen. Like the words that always been said like it's a magic spell "there is a will, there is a way".
And to fulfill it, you need effort. It really will cost you energy. You will feel tired.


Like a farmer that do planting from seeds. What it grow and be fruitful, it will continue growing fruits. And then, after it griw fruits, you just let it go? No! You still need to keep the maintenance to make sure it will keep growing fruits and not just fruits but a big healthy fruits.


So, the conclusions is "There is no person in this world that doesn't know what he/she wants. It just a way to tell you that they don't fave strong enough faith in what they want and don't have good enough faith in making it happen or still don't know how to make it happen".
So, what do you really want? :)

Insight 01 Juni 2017 | Wanna free from pain??

Start from 01 Jan 17, I written in both English and Indonesian. Please scroll down to read in English. Enjoy your reading!


Wah, sudah lama banget gak nulis! Huhuhu. Di satu sisi saya tetap merindukan menulis karena dengan menulis entah bagaimana, bisa menenangkan saya. Mungkin karena isi di kepala keluar ya, jadinya lebih enteng. Haha. Di satu sisi saya kesulitan membagi waktu yang sebenarnya sih lebih berupa alasan untuk tidak menulis. Hehe.

Belakangan ini menulisnya saya teralihkan ke menulis yang lain. Yup, skripsi! Kalau saya lihat secara garis besar, seharusnya skripsi tidak sesulit yang dibayangkan loh. Namun ya karena namanya juga penelitian ilmiah, ya isinya gak sembarangan dan butuh penelitian yang jelas memakan waktu dan tenaga. Eh, jadi curhat! Hahaha.

Beberapa waktu lalu dan lupa tepatnya kapan, saya kembali diingatkan beberapa hal. Dan saya pikir kenapa tidak saya tulis? Siapa tahu bisa membantu atau bahkan saya bisa mendapat masukan yang akan memperkaya pengertian saya juga. Berbagi tidak pernah membuat kita rugi toh? :)

Langsung saja saya bahas. Saya nulis 1 point dulu ya. Di posting selanjutnya akan saya tuliskan poin lainnya. :)


Alasan kenapa kamu belum terbebas dari rasa sakit


Berawal saat suatu hari saya pulang kantor dengan keadaan hati yang sedih dan marah. Lalu saya berpikir dan bertanya ke diri sendiri kenapa manusia jelas tahu dan sadar ada hal yang menyakiti hatinya dan jelas tau jalan keluarnya tapi tetap saja menggenggam hal tersebut dan berujung pada membuat dirinya sendiri semakin tersiksa?

Tiba-tiba, seperti biasa, saya dapat seperti sebuah visual atau peringatan yang saat itu terjadi saya merasa saya seakan ada di dimensi lain dan waktu berhenti sejenak. Well, itu yang selalu saya alami dan berujung saya tuangkan apa yang daya dapat tersebut di blog ini dan biasanya saya sebutnya "saya diingatkan". Mungkin begitu bentuk/cara penyampaian hikmat yang saya terima dari atas.

Oke, kembali ke topik. Saya teringat kembali dan seakan lagi menonton film dengan warna sephia bahwa saya dulu pernah belajar main gitar demi nilai musik di sekolah. Lalu, saya belajar langsung dengan senar string, bukan nilon. Bagi yang pernah belajar gitar dengan senar string pasti tahu kan rasanya? Jelas sakit! Kalau memencet senar nilon kan tidak sakit seperti memencet senar string.

Nah, setelah seharian gejreng itu gitar, ya capek lah saya. Rencana nonton tv dan tidur. Akhirnya saya lepaslah genggaman saya dari gitar, dan apa yang terjadi? Sakit banget!

Saya sadar kalau jari saya sakit saat memencet senar dan sakitnya juga gara-gara si senar. Tapi saat saya lepas jari saya, ternyata rasa sakitnya parah juga. Seperti saat baru mengalami sakit memencet si senar. Sampai saya cuci tangan, kasih es, sampe saya emut juga tuh jari! Dan akhirnya apa yang saya pilih? Saya memilih untuk memegang gitar dan menempatkan jari saya untuk menekan senar-senar itu lagi! Dan coba tebak apa yang saya rasa? Saya merasa sakitnya mereda. Padahal, saya tau dan sadar jari saya sakit akibat si senar, tapi saya malah bukannya melepaskan jari saya, malahan saya biarkan saja.

Itu gambarannya dan itu gambaran nyata pengalaman pribadi saya. Coba kita rangkum ya.

Saya tahu dan sadar agar jari saya membaik, saya perlu melepaskan cengkraman saya. Tapi malahan saya berakhir tetap memencet si senar dan saya sampai tertidur tuh masih meluk si gitar loh! Dan sekarang saya mengerti alasannya!

Saya tidak mau melewati proses bahwa saat kita mau bebas dari rasa sakit, kita harus melepaskan apa yang membuat kita sakit, dan proses melepasnya itu juga sakit!

Kita manusia, kita akan memilih sakit yang kita kenal. Itu masalahnya! Karena lebih familiar.

Saya sudah sadar akan rasa sakit saat jari saya harus memencet senar gitar dan saya sudah terbiasa akan rasa sakitnya selama seharian. Saya kaget akan rasa sakit di jari saya akibat saya melepaskan si senar walaupun saya tahu pada akhirnya saya akan terbebas dari sakit! Rasa sakit saat melepas si senar seakan jadi rasa sakit baru dan saya belum terbiasa dengan rasa sakitnya sehingga saya kaget dan memilih kembali ke rasa sakit yang saya kenal.

Kebayang gak sih, untuk sakit fisik yang sepele dan baru terjadi selama 1 hari (yang jelas kurang dari 24 jam) aja usaha untuk melepaskan rasa sakitnya aja segitu besar. Pengaruh rasa sakitnya sampai bisa membuat saya memilih untuk tetap di dalam sakit itu. Apalagi untuk lepas dari sakit hati? Luka batin, memori yang buruk, pemahaman yang salah, kepercayaan yang salah, jelas akan lebih sulit untuk melepaskan rasa sakitnya. Karena ada harga yang harus dibayar yaitu rasa sakit yang "baru", yang notabene berupa peralihan dari rasa sakit menuju bebas.

Jelas akan membuat kaget. Mungkin akan tercetus omongan "katanya dengan memaafkan bisa membuat saya pulih, tapi kenapa terasa begitu sakit? Enak saja dia menyakiti saya, saya yang menderita tapi saya yang harus memaafkan!"

Dari contoh kalimat itu dan cerita saya, sudah tau masalahnya?
1. Rasa sakit kita tanpa kita sadar berubah menjadi zona nyaman kita.
Kita terbiasa dengan rasa sakit itu dan sadar akan "sulit" untuk bebas sehingga kita memilih tetap menjaga rasa sakit itu

2. Ego kita yang menjadi penghalang kita dari kebebasan kita.
Dengan menyimpan sakit hati, maka tanpa kita sadar adalah seperti kita memegang pisau dan menusukkannya ke diri kita sendiri. Karena dengan tidak mau menurunkan ego, kita membiarkan kebencian atau sakit hati atau kemarahan menguasai kita dan kita menyiksa diri kita sendiri.

3. Reaksi kita yang menentukan.
Tanpa sadar, kita play victim. Gak sepenuhnya salah sih. Kita memang korban. Tapi bukan karena perbuatan orang ke kita. Kita adalah korban dari kebodohan kita sendiri. Apapun yang orang perbuat atau katakan kepada kita hanya akan berpengaruh kepada diri kita jika kita ijinkan. Segala hal buruk bisa terjadi, tapi kembali kepada reaksi kita yang menentukan berapa besar pengaruh dari luar bisa mempengaruhi yang di dalam kita.


Teman, pilihlah untuk bebas!
Jika kamu merasa tidak enak menjadi korban, lalu kenapa kamu menawan dirimu sendiri dalam penjara kesakitan? Walau kamu sudah terbiasa dan bahkan sudah jadi zona nyaman, tapi coba direnungkan, apakah itu zona aman yang kamu inginkan?

Well, saya harap saya bisa menjelaskan dengan baik melalui tulisan ini dan semoga bisa dipahami dengan baik.

Be free! Be happy! Be blessed and be blessing to others!

GBU!


--------------------------------------------********************************************* ------------------------------------------------


Wow, it's been a long time for me to not write in this blog. I miss to write because somehow I feel relax and calm because of writing. It is because my mind been released, I guess. So I feel more carefree. Ha ha. On the other hand, I have difficulty to maintain my time schedule and well, it more like excuses I made to not writing.

Lately I've been busy in writing other thing. Yup! It is a final paper for graduating and receive my bachelor degree. After I work on it, it is not as scary as I thought. But, because it is a scientific research, I can not fill my paper as I want. It needs research and sampling. Both of it need time and effort. Well, I talk non sense, huh? Ha ha.

Some time ago, I can not recall the exact time, I have been reminded a couple things. And I think why don't I write it down? It might help someone out there and perhaps I can get a wider wisdom from others. After all, sharing something will never make you loss. :)

Well, let's talk about it. In this post I write 1 point only. The others will be written on next post.


The reason why you still trapped in pain


It's all start when I was on my way home from office. I think and ask myself, why do people mostly know and conscious what they hold is what hurt them but still not willing to let it go and free themselves and end up they hurt their selves more in pain?

And suddenly, as usual, I got some kind of vision or reminder, and when I got it, I feel like I'm in other dimension and time froze. Well, it did happen to me every time I got something and I end up share it in this blog, I usually call it as "I have been reminded". Maybe it's the way I got some wisdom from above.

Ok, back to topic.
I am reminded. Got flashback like I am watching movies in black and white. The vision of myself learning and practicing acoustic guitar for school. And I learned using steel guitar strings, not nylon. For you who have been learning or practicing using steel guitar strings must be know how does it feel. It does really hurt! If I use nylon strings must be not that hurt!

After all day I learned guitar and night has come, I feel it is enough. I want to watch TV and have some rest. I let go the guitar and guess what I feel on my fingers? It is super hurt! It hurt badly.

I realize that my fingers hurt because of that steel guitar strings. I practice all day. But, when I let my fingers go, it hurt more than when my fingers still on it! It hurts like I just use that strings for first time. I washed my hands, I place ice cube on it. I even place my fingers in my mouth (and it hurts more because I need cold to stop the pain, not heat!)

And what I end up with? I chose to keep holding the guitar and place my fingers on the steel strings! Guess what I feel? I feel better!
The truth is I know and realize that the steel strings is the source of my pain and what I finally do is not releasing my fingers from it but I end up back on it!

That's the picture and it is really happened to me. Let's sum up!
I know and realize to heal my fingers I need to let go. But, I end up keep holding it and as I remember, I fall asleep while holding the guitar!

Now I understand the reason!

I don't want to go through the healing process because I realize that to free from pain, there is price to pay. To let go the pain source is hurting too!

We are human. And naturally we will choose the pain we familiar with. That's the problem!

I already know the pain from that steel guitar strings all day. I am quite shocked with the "new" pain because of letting my fingers free, even though I know the pain will fade away and I will be healed. I am not recognize the pain of letting my fingers free, I am not used to it, that's why I choose to go back to my old pain, the pain that I know well from holding those strings.

Can you imagine, for physical pain and it is a small pain that just occur in 1 day, need struggle to be free from it. The impact from the pain is powerful enough to make me choose to stay in that pain! Can you imagine the struggle and effort you need to heal from broken heart, bad memories, misunderstanding, or false belief? It is clearly will be more difficult to be free from it because there is price to pay which is the "new" pain but the truth is that pain is a discomfort because of transition from pain to be healed.

Definitely it will scared you. Maybe you will say "It said that by giving forgiveness can heal me, but why does it hurt? He/she hurt me, I am the one who suffer, but I am the one who should release forgiveness!"

From that sentence and from my story earlier, have you recognize the problem why you still in pain?1. Without you realize it, you pain is changing to be your comfort zone.
We used to that pain and we realize it will be "hard" to be free from it and we end up to keep that pain we know well.

2. Our ego is our stronghold between us and our freedom.
By keeping that pain, is like we holding knife but the one we stab is ourselves. Because of our ego, we let hatred or heartache or anger to control us and we actually torture ourselves with it.

3. Our reactions or the way we response is the most important.
Unconsciously we play victim. Well, not completely wrong. We are victim. But not because of what people do to us. We are victim from our stupidity. Whatever others do or say to us will be affect on us only if we allow it. All bad things can happen, but back to our way to response that will determine how big it's impact from outside to our inside.


Guys, choose to be free!
You know how does it feel to be a victim, then why you prison yourselves in prison of pain? Even you already used to that pain and it already become you comfort zone, please ponder, is it the comfort zone you really want to have?

Well, I hope I can explain it well.

Be free! Be happy! Be blessed and be blessing to others!

GBU!

Insight 27 April 2017 | Three things to do for a great life

Start from 01 Jan 2017, I written in English and Indonesian. Please scroll down for English. Enjoy your reading!
Want to share something based on this post? Feel free to leave comment below. It will be a great blessing to others. :)


Hari ini mendadak saya semangat '45 banget memandang kehidupan.
Ya, berbeda banget dengan keadaan saya sekitar hampir 2 bulan belakangan ini. Belakangan ini saya sempat merasa down juga. Dan hari ini, tadi siang di kantor, saya mendadak berasa diingatkan bahwa saya lupa bagaimana seharusnya saya memandang kehidupan.

Ada beberapa poin yang saya dapatkan hari ini. Ada yang berupa reminder (dan Tuhan sudah remind saya berkali-kali, saya aja yang ngeyel. Hehe)

1. Kesabaran, konsistensi dan persistensi.

Berawal mula dari melihat postingan dari salah satu pengajar naturalis bahwa dia juga belajar terus tentang resources alami untuk penggunaan skin care karena alam ini punya banyak rahasia dan membutuhkan waktu untuk mengungkapkannya.

Saya lantas berpikir, benar juga loh ya. Sama dengan kehidupan ini. Pencipta kita selalu memberikan yang terbaik bagi kita. Kembali kepada kita, maukah kita meluangkan waktu kita untuk menggali potensi kita, mengenali potensi kita, melatih potensi kita dan memberdayakan potensi kita untuk kebaikan? Kuncinya harus sabar, konsisten dan persisten.

Salah satu pengajar skin care tersebut saja yang seharusnya sudah jauuuuh lebih expert dari saya masih loh belajar dan mencari tahu. Yang jadi guru aja masih MAU untuk belajar dan memperbaiki kemampuan diri, saya yang belum ada apa-apanya harusnya lebih getol dong?! Ya gak?

Sabar melewati proses.
Konsistensi dalam menjalankan.
Persisten dalam merawat pola yang sudah timbul.

Hufff. Jujur saja. Berat rasanya.

Saya termasuk orang yang gak sabar pengen cepet lewat proses. Padahal, saat sudah lewat dan menengok ke belakang, seringnya saya menyesal kenapa terburu-buru dan tidak menikmati proses sih? Jadi kehilangan moment kemenangannya. Karena proses yang membentuk saya, saya pandang sebagai beban. Kenyataannya, proses itu Tuhan pakai untuk menempa dan membentuk karakter saya.

Konsistensi juga masih jadi PR saya. Karena saya istilahnya "hangat-hangat tahi ayam". Haha. Saya tahu banget JIKA saya terus lakukan kebiasaan yang baik, akan jadi kebiasaan dan baik juga untuk saya. Gak pernah kan ada orang lakukan kebiasaan baik malah berakhir menjadi pribadi yang tidak baik? Tapi kenyataannya, saya tidak konsisten dan juga tidak persisten. Alhasil, kebiasaan yang harusnya mulai jadi kebiasaan, runtuh begitu saja dan jadi sangat berat saat harus dimulai kembali.

PR yang berat bagi saya dan mungkin bagi banyak orang di bumi. Karena jika semua manusia kebiasaannya sudah konsisten dan juga punya persistensi, bagaimana pesatnya kemajuan dan bagaimana keadaan bumi sekarang? Pernah kamu memikirkan hal ini?

2. Ide tanpa keberanian menjalankan hanyalah ide.

Yes. Ini saya dapat juga hari ini. Pengingat yang kesekian kali dalam hidup saya. Ya Tuhan, ampuni saya yang bebal ini!

Berawal dari mana? Liat post salah satu teman saya yang berusaha melawan ketakutannya untuk melompat dari ketinggian! Haha.

Apa hubungannya video orang lompat dari ketinggian dengan ide yang tidak terlaksana? Ada!
Kesamaannya adalah seberapa besar keberanian dan tekad untuk melaksanakan hal yang di luar bayanganmu!

Coba saja lihat orang-orang yang berpengaruh di muka bumi. Mereka menjadi inspirasi dan bahkan orang terkaya di bumi. Berawal dari apa? Ide!
Lantas, setelah ada ide hanya diam saja dan berharap jadi kenyataan? Itu namanya mimpi!

Jangan pakai motto "dreams come true". It will not become true things if you don't work it out. Pakai motto "Make it happen!"


3. Be though!

Ya. Kita harus jadi manusia yang tangguh. Karena, sepandai apapun kita, seniat apapun kita, kalau kita tidak tangguh, ya antara gak jadi apa-apa atau lambat prosesnya.

Ibarat besi yang di tempa, kalau si besi saat kena panas dan kena pukulan malah cepat menghindar,ya gak jadi-jadi deh. Ya toh?


Sebenarnya 3 poin di atas sudah hal umum. Yang jadi spesial adalah bentuk reminder dari Tuhan. Wong cuma liat post video temen dan post picture orang aja bisa bikin saya sadar dan berasa mendadak semangat '45 gitu.

Saya tau apa yang saya mau pelajari dan mendadak menjalar deh itu semangat.
Dan berfikir, lebih baik fokus ke hal yang membuat dirimu exctied daripada yang membuat dirimu stress. Ya toh?
Malah hal yang kamu pelajari bisa jadi berkat buat orang lain. :)

Ada yang pernah mengalami hal serupa? Cerita dooong. Aku tunggu di kolom komentar ya.



---------------------------------------- ****************************** ----------------------------------------


Today suddenly I feel so excited about my life!
Yes, totally different from me this past few weeks. Lately I feel down. But today, this noon at office, I am reminded that I forget how to see this life.

There some points I got today. It is great reminder for me, maybe God think that I am so stubborn, huh?

1. Patient, consistency,  persistency. 

Start from looking at a post from a teacher for natural skincare. She keep learning about natural resources to be used in her skincare. She said that this nature have so many unrevealed secret and it takes time to reveal it.

It makes me think, it is true! Same with our lives. God always gave us the best. Depend on us, will we find out our potency, train our potency and use it for goodness? The key is patient, consistent and persistent. 

One of teachers for skincare that should be far more expert than me still want to learn and be a better naturalist. What about me? I should have to learn more than her, right?

I should be patient during the process. 
I should be consistent at doing the process.
I should be persistent to maintain the good habit.


Honestly,  it is hard for me.

I am an inpatient person. I am rushing to pass the process. But when I look back, I have a regret that I don't enjoy the process. I lost the victory moment when I pass the process. The process is the instrument that will shape me, but I mistaken see it as a burden.  The truth is, God use that process we have to go through, to mold us and shape us into a better person.

Consistency is another homework for me. I am a quick quit person. In the other hand, I KNOW that if I still doing it, it will be good for me.
That's why it is always hard if you have to start over again because lack of consistency and persistency. I guess that is the homework for all person in the earth. Can you imagine how this world will be if all person have consistency and persistency to do a good deed?


2. Idea without courage is nothing.

If you have an idea but you don't have any courage to do it, it will be just a dream.

I got this point when I saw my friend's video when he conquered his fear to jump from high. What's the same thing between that video and my though? There is same point. How big your will and courage to do thing will impact to the result.

Be brave!

See all people that make a great impact in this world. They become inspiration to others. Start from an idea and they make it happen.

Don't use motto "dream come true". It will not be a true thing if you don't work on it!
Use "make it happen" motto instead!


3. Be though! 

Yes. We should be a though person. Because  no matter how smart you are, if you are not strong and though, either you be nothing or you will be someone but need a long and slow process.

Like an iron that will be shape into sword. The iron will have to be burn and been hit so many times to be a sword. What if the iron run away during the process? Iron still will be an iron, right?


Actually, those 3 points is a major things that everyone know. But, what makes it special is that God really can use anything to remind us. I just saw posts from friends and I suddenly feel excitement to facing my life and I feel that I am reminded by God.


I know what I want to learn and I feel so excited! Makes me think, it is better for me to focus on what I want to learn, who I want to be, better than focus on things that makes me frustrated. 
What i learned can be a blessing also to others. :)

Anyone ever felt the same? Please feel free to comment below.  Your sharing can also be a blessing to others. Waiting for your comment below!

Insight 21 April 2017 | Healthy self-image

Gak tau kenapa, seringnya kalau belum tidur dan sudah jelang midnight, ada aja ilham yang muncul.
Entah otak emang lebih kinclong atau karena suasana tenang.


Jadi, apa yang aku dapat?


Barusan sih dapat point yang sebenarnya lebih untuk mengingatkan diri sendiri.
Ya kenapa gak sekalian dibagi? Siapa tau bisa menjadi berkat bagi orang lain kan? :)


Jadi gini, tadi lagi buka salah satu sosmed yang saya punya. Namanya juga sosmed, bisa jadi ajang kepo deh. Liat update kehidupan teman-teman kita seperti apa.
Kalau saya judulnya gak kepo. Soalnya gak dengan sengaja buka profile salah satu target yang mau di kepo-in. Tapi emang liat aja yang muncul di halamam sosmed, scroll aja ke bawah, muncul deh apa aja sih yang uda dibagi sama teman-teman saya tanpa harus saya cari. Haha. #BukanMembelaDiri


Jadi, bijak ya dalam memposting sesuatu di sosmed. Bisa jadi bumerang bagi yang post. Hehe.
Balik ke topik yang mau dibahas.


Berawal dari liat update teman-teman, saya lihat cukup banyak perubahan dari teman-teman saya. Dari awal kenal sampai sekarang, perubahannya ada yang banyak banget, ada yang stabil.
Yang berubah banyak ada yang ke arah memburuk, ada yang sebaliknya jadi jauh lebih baik.
Kepikiran lah saya dengan apa kata teman saya belakangan ini. Intinya, "rubahlah dirimu jadi jauh lebih baik. Itu akan jadi "balas dendam" terbaik terhadap orang-orang yang pernah menyakiti dan meninggalkanmu."


Ya kasus teman saya sih pas dia lagi cerita perubahan dirinya agar lebih cantik supaya saat ketemu mantan, si mantan akan nyesel. Haha.


Sedangkan yang tadi aku sambungkan adalah perubahan diri positif kita itu adalah tidak terpengaruh penilaian, perkataan, standart dan aturan orang lain terhadap diri kita. Tapi bagaimana kita menjadi orang yang lebih baik dari diri kita sendiri yang sebelumnya. Be the better version of yourself!


Bukan karena gengsi saat ketemu orang dari masa lalu dan mereka akan berdecak kagum atau sebaliknya mencegah gengsi karena khawatir saat berjumpa orang dari masa lalu dan akan semakin direndahkan jika kita tidak jadi lebih baik. No!
Kita jadi lebih baik dari diri kita sebelumnya, tanpa peduli apa reaksi orang lain (bukan berarti berubah jadi kepala batu loh ya). Setiap orang punya pandangan, pendapat, sifat, karakter dan cara yang berbeda-beda. Dan cara orang memandang sangat tergantung bagaimana keadaan, cara berpikir dan value orang tersebut saat itu. Yes! Cara pandang orang selalu berubah, dan manusia berubah senantiasa.


Kita tidak bisa memaksa orang lain memakai cara kita, dan juga sebaliknya.
Jadi, be the best version of yourself!


Jadilah lebih baik.
Semoga dengan perubahan kita yang semakin baik, saat orang lain melihat, kita bisa menjadi inspirasi bagi orang lain.


Karena apa?
Karena perubahan kita untuk jadi selalu lebih baik, yang didasarkan atas kebenaran Firman, menunjukkan bahwa kita orang yang tidak tunduk terhadap keadaan tapi menang atas keadaan.
Perubahan ke arah yang lebih baik menunjukkan kekuatan kita di dalam Tuhan yang secara tidak langsung menjadi "media" penginjilan kita. Melalui perbuatan, bukan perkataan.


Perubahan ke arah yang lebih baik, jelas membutuhkan pengorbanan. Semua ada di tangan kita. Apakah kita akan mengikuti arus dengan pasrah seperti ikan mati? Ataukah kita berusaha melawan hasutan iblis sehingga kita bisa menjadi lebih baik?


Ingat teman, air mengalir dari tempat tinggi ke rendah.
Jangan hanya mengalir mengikuti arus kehidupan. Kita bisa end up somewhere we don't like.

May God bless you!

Insight 14 Apr 17

Start from 01 Jan 2017 I written in both Indonesian and English. Please scroll down for English. Enjoy your reading!


Wah, sudah lama banget ya saya vakum dari menulis.
Ternyata memasuki semester akhir perkuliahan itu lebih sibuk, ya!
Saat ini saya lagi sibuk bikin skripsi. #CurhatDadakan

Sebenarnya banyak banget point yang saya dapatkan selama satu setengah bulan belakangan ini. Niatnya mau ditulis, tapi sibuk bikin proposal skripsi sampe tengah malam, akhirnya batal nulis.
Bagaimana dengan waktu lainnya selama 24 jam? Well, jujur aja, keasikan main game!
Sampai saya merasa 1 game itu uda mulai jadi berhala bagi saya. Haha.

Yes, berhala tidak selalu tentang allah lain, tapi segala sesuatu yang menyita perhatian kamu sampai kamu seakan kehilangan kendali atas hidupmu (pikiran, perasaan, waktu, uang, perhatian, dll).

Saya rangkum saja apa yang sudah saya dapat selama satu setengah bulan ini:
1. Keluargamu itu jauh lebih penting dari hal lain di dunia ini dan betapa pentingnya komunikasi yang baik (penyampaina pesan)
Well, ini sudah bukan hal yang aneh, semua juga sudah mengerti.
Lalu kenapa saya jadikan salah 1 poin dari apa yang saya pelajari?
Karena saya belajar bahwa saya seringkali salah paham saat saudara saya seakan mencampuri urusan saya dan seakan ingin mengendalikan hidup saya.

Ternyata, seringkali yang jadi kendala adalah komunikasi yang tidak baik. Penyampaian yang kurang tepat atas sesuatu hal yang sesungguhnya baik, membuat saya tidak mudah menerima masukan.
Akhirrnya, saat seorang teman saya menyampaikan hal yang sama namun dengan cara yang berbeda, saya baru memahami dan bisa menerimanya.

Dan saya juga tersentuh saat keluarga saya banyak berkorban untuk menolong saya, tanpa saya minta. Puji Tuhan. Pasti Tuhan juga yang menggerakkan hati mereka untuk menolong saya.

Saya hanya bertekad, suatu hari saya harus bisa membantu mereka. Timbal balik.

2. Apapun yang terjadi dalam hidupmu, semua adalah bagian dari rencana yang indah.
Yes, it is true!
Saat saya melihat seseorang yang usianya lebih tua dari saya, dan saya menyadari antara saya dan dia BANYAK sekali kesamaan, saya sempat berpikir "seandainya saya tidak berhenti dan tetap bertingkah seperti saya beberapa tahun yang lalu, harusnya sekarang saya seperti dia"
Awalnya saya melihat bahwa orang tersebut sangat kuat, menarik dan bijaksana.
Sendainya saya tidak berubah saat mendengar nasehat orang lain, seharusnya saya seperti dia.
Akhirnya? Saya jadi tahu bagaimana kehidupan sesungguhnya orang tersebut dan saya berbalik menjadi bersyukur bahwa saya berubah dan tidak bertumbuh seperti orang tersebut.

3. Tidak ada satu pun di dunia ini yang bisa memuaskan kamu selain Tuhan.
Yes, saya dapat jawaban ini secara tidak sengaja.
Dan saya diingatkan kembali, di dunia ini tidak ada yang akan bisa memuaskan saya selain Tuhan.
Dapat dari mana? Dari alkitab! Tertulis!
Ada di pengkotbah 3 : 11, tapi bacanya yang saya tebalkan dari versi amplified bible. Nih ayatnya:
"He has made everything beautiful and appropriate in its time. He has also planted eternity [a sense of divine purpose] in the human heart [a mysterious longing which nothing under the sun can satisfy, except God]--yet man cannot find out (comprehend, grasp) what God has done (His overall plan) from the beginning to the end."

Dan bukan kebetulan saat perjamuan kudus tadi di gereja, saya dapat ayat dari Matius 6:33
Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Iya, saya akui, belakangan ini hubungan saya dan Tuhan sangat jauh dan saya merasa kering. Tuhan pasti juga rindu kepada saya. Sudah waktunya saya mendekat lagi kepada Tuhan.
Apalagi tadi di gereja saya sudah dengar dan diingatkan kembali tentang makna sesungguhnya dari pengorbanan dan kematian Yesus.


Teman, ingatlah untuk melihat hal yang penting dan prioritas dalam hidupmu.
Tuhan dan keluargamu, jauh lebih penting dari hal yang lainnya.

Selamat hari Jumat Agung!

GBU!


---------------------------------------- *********************************** ----------------------------------------



Wow, it quite long time for me to not writing, huh?!
Entering last semester at university is more busy, it takes much time for me,
I'm preparing my essay for graduating and finishing my bachelor degree.

I got so many points for this past one and a half month.
I am willing to write it, but I'm too busy writing essay until midnight, and finally I'm not writing my blog. So, what am I doing with my 24 hours a day? Well, to be honest, I'm wasting my time by playing game. Until I think that game is become my idol.
Yes, your idol is not always any other god. It's something that take your time and attention and makes you lose control of your life (you thought, your feeling, your time, your money, your attention, etc)

Let me sum up what I learned this past one and a half month:
1. Your family is more important than any other thing in this world and the importance of good communication (delivering a message).
Well, everyone knew about this, right?
So, why I make this as 1 point I learned?
Because I learn that I often time misunderstand when my families looks like get into my thing and looks like try to controlling my life.

And now I understand that bad communication can lead to misunderstanding.
A good message (input) can't be accepted if it delivered in wrong way.
Finally, a friend of mine deliver a same message in other way and I can understand it well and can accept it. And I am touched when my families sacrifice to help me even I'm not asking for help.
Thanks God, I do believe it is God who move them to help me.

I am willing that one day in future, I will be the one who will help them.

2. Whatever happened in your life, it is part of His perfect plan for you.
Yes, it is true!
When I saw a friend of mine that older than me and I realize that I have SO MANY similarity between me and her, and I think "if I'm not stop do what I do, I should be like her now"
At beginning I saw that she is so tough, attractive and wise. If I'm not listening any input when I grew up, I should be like her now.
Finally? I know her real life and struggle. And I thank God that I choose to change and not grew up like her.

3. Nothing in this world will satisfy you.
Yes, I got that answer accidentally.
And I am reminded that nothing in this world will satisfy me but God.
Where did I get that? From bible! It is written!
Ecclesiastes 3:11 (AMP)
"He has made everything beautiful and appropriate in its time. He has also planted eternity [a sense of divine purpose] in the human heart [a mysterious longing which nothing under the sun can satisfy, except God]--yet man cannot find out (comprehend, grasp) what God has done (His overall plan) from the beginning to the end."

And it is not a coincidentally that I got Matthew 6:33 when I took my Holy communion.
"But first and most importantly seek (aim at, strive after) His kingdom and His righteousness[His way of doing and being right--the attitude and character of God],and all these things will be given to you also."

Yes, I admit that my relationship is not good with God lately and I feel so dry. God must be miss me so bad. It's time for me to get closer to God.
And at church today I am reminded about the true meaning of Jesus' sacrifice at the cross.

Friend, remember to see the most important and set your priority in your life.
Your God and your family is most important than any other thing in this world.

Happy Good Friday!

GBU!

Insight 18 Mar 2017

Wah, hampir satu bulan saya off nulis toh ya. Ckck.
Campur aduk sih alasan belum melanjutkan nulisnya.
Padahal ceritanya blog ini dijadiin diary gitu kan ya. Ehem, sok penting dan sok eksis sih sampe diary aja di blog biar dibaca seluruh dunia gitu.

Well, seperti yang saya pernah sebutkan sebelumnya, alasan saya menulis di blog adalah siapa tau bisa menjadi inspirasi atau bahkan bisa membantu teman-teman yang sedang mengalami hal yang pernah saya alami. Akan lebih indah lagi jika ada temen-teman yang sudah melewati fase yang saya alami dan mau berbagi pengalamannya, agar menjadi pencerahan bagi saya dan teman-teman lainnya.

Karena sejatinya setiap orang mengalami musim yang berbeda-beda. Walau sekalipun berjalan beriringan, kita tetap akan mengalami musim yang berbeda. Jadi, tidak ada yang berjalan di depan atau di belakang. Tidak ada yang lebih pengalaman dan kurang pengalaman. Hanya berbeda musim saja. Apa yang sudah saya alami mungkin belum dialami teman-teman sehingga seakan saya berpengalaman, bisa jadi sebaliknya juga toh?  :)

Oke deh, intro-nya sudah cukup, kepanjangan jadi sesi curhat gak jelas nantinya. Hehe.

Jadi, sepanjang dr awal maret sampai hari ini, banyak yang saya pelajari.
Setiap kali dapat sesuatu, niatnya sih nulis, realisasinya malah tidur!
Iya, tidur! Lelah rasanya ini badan. Usia muda kok loyo? Ya, gaya hidup kurang sehat sih ya. Hehe.

What have I learned? Let me remember.

Mungkin gak urut secara waktu ya, tapi akan saya coba semaksimal mungkin dengan penjelasan singkat.




  • Trust yourself and not easily trust what people said


Ini saya pelajari di akhir februari ke awal maret. Saat mama saya sakit (lagi) dan saya berpikir untuk tidak menunda lagi deh untuk proses pembuatan BPJS. Saya rasanya malaaas pergi ke kantor BPJS karena yang saya tahu, untuk prosesnya memakan waktu dan tenaga. Yag aku dengar mau bikin BPJS antri nomor dari subuh. Di hari itu saya mau bikin BPJS dan sudah jam 10 pagi. Alhasil coba daftar BPJS secara online, namun disayangkan, gagal! Kecewa banget deh.

Jadi, saat proses isi data dan sebagainya itu lancar, di langkah terakhir dia malah page error. Capek deh! Akhirnya berpikir mau ke kantornya aja langsung. Saya kebetulan domisili jakarta barat, jadinya ke kantor BPJS yang di palmerah.

Tetangga saya saat tau saya mau membuat BPJS, menceritakan pengalaman dia yang harus berangkat dari jam 5 subuh dan dia menyarankan saya mengurungkan niat karena pasti tidak akan dapat nomor. Saya ragu bukan main, akhirnya saya putuskan bertanya ke teman saya yang kurang dari 1 tahun lalu membuat BPJS dan katanya dia datang jam 11 siang pun dapat nomor kok.

Akhirnya saya nekat saja deh datang ke kantor BPJS di palmerah. Dan puji Tuhan!! Sekarang regulasinya berbeda. Gak harus antri dari subuh. Pendaftarannya juga cepat kok.
Yang penting bawa lengkap syarat pengajuan pembuatan BPJS kesehatan yaitu:
  1. Fotocopy kartu keluarga
  2. Fotocopy KTP dari daftar yang ada di KK
  3. Pas foto 3x4 untuk semua calon peserta BPJS
  4. Fotocopy buku tabungan BNI/BRI/MANDIRI (Jika pengajuan kelas 1 atau kelas 2. Khusus kelas 3 tidak perlu fotocopy buku tabungan)
Jangan lupa bawa pulpen ya. Karena nanti di sana wajib isi formulir. Pilih faskes tingkat pertama yang dekat juga dari rumah, kalau perlu yang 24 jam. Tujuannya agar kalau sampai sakit mendadak (tau kan ya kalau sakit gak kenal waktu, hihi), bisa langsung dibawa ke faskes tingkat pertama untuk berobat. Kalau saya pribadi pilih klinik sebagai faskes tingkat perama saya dengan pemikiran (yang sudah terbukti) bahwa antrinya tidak terlalu ramai, buka 24 jam dan lebih rapih dan terjamin aja sih di hati, Hehe.

Setelah melengkapi formulir pengajuan dan memberikan dokumen pelengkap ke petugas, nanti petugas akan meminta nomor handphone kita dan memberi kita semacam nomor antri untuk mendapatkan SMS dari BPJS untuk mendapatkan virtual account pembayaran. Nah, nantinya kamu akan dapat SMS sebanyak jumlah anggota keluarga (kalau anggota di KK ada 3 ya nanti dapat 3 sms dengan 3 nomor virtual account yang berbeda). Tapi, saat pembayarannya cukup pakai salah 1 virtual account itu untuk membayar total tagihan dari seluruh anggota keluarga.

Di SMS tersebut juga akan ada instruksi kapan harus bayarnya. JANGAN BAYAR SEBELUM TANGGAL YANG DITETAPKAN DAN JANGAN LEWAT DARI TANGGAL YANG DITETAPKAN. Penting banget! Diperhatikan ya.

Kalau sudah membayar, kamu datang lagi ke kanor BPJS, bawa dokumen lagi sbb:
  1. Fotocopy KK
  2. Fotocopy KTP
  3. Bukti bayar
  4. Dokumen dari petugas sebelumnya saat pengajuan pembuatan
Nah, kalau ini prosesnya cepet banget. Cukup datang, antri ambil nomor antrian lalu tunggu di bagian dalam kantor untuk dipanggil. Setelah dipanggil, serahkan dokumen, beres, langsung di print kartunya dan enaknya adalah LANGSUNG AKTIF! Yes! Betul! Langsung aktif! Bisa langsung kamu pakai untuk berobat.

NOTE:
Jika berobat ke faskes tingkat pertama, setidaknya akan diminta fotocopy kartu BPJS dan menunjukkan KTP. Jadim saran saya agar teman-teman SELALU sediakan fotocopy kartu BPJS dan fotocopy KTP di dompet.

Eh, kok saya malah jadi edukasi cara pembuatan BPJS kesehatan ya?
Padahal niatnya adalah memberitahu pengalaman saya untuk tidak langsung percaya apa kata orang. Hihi. Well, semoga berguna infonya. Sekalian curhat sekalian memberi info deh. Sambil menyelam, minum air. :)




  • GOD ALWAYS GIVE YOU OPPORTUNITY TO LEARN AND BECOME BETTER


Yes! Ini bener banget! Saya sadar saat saya sudah masuk di kantor baru. Yes, saya sudah pindah kantor and hope it will last longest, kalau bisa malah the last abis itu gak ngantor lagi deh. :)

Nah, saya dapat suasana yang awalnya di hati tidak nyaman. Tapi saya mengerti, justru yang kelihatan tidak enak itu akan melatih saya untuk jadi lebih baik. TUHAN mengijinkan saya belajar untuk menjadi lebih baik. Contohnya dari hal sepele aja seperti jam datang di kantor.
Sesungguhnya jam hadir adalah 08.30, tapi atasan saya meminta kami hadir 08.00.

Awalnya semua mengeluh. Kenapa harus sepagi itu? Tapi kami dijelaskan apa efeknya bagi performa kami dan penilaian kami. Dan juga pembangunan kebiasaan kami yang nantinya akan menjadi nilai tambah kami jika suatu saat harus pindah kerja atau bahkan buka usaha sendiri. Kedisiplinan kecil ini efeknya besar.

Lalu, saya juga mengalami sakit akibat keracunan makanan. Waduh, ini nih yang super gak enak. Sampai saya berpikir kalau sudah waktunya dipanggil pulang ke surga, ayok aja deh. Kesiksa banget deh itu keracunan makanan. Jadi berpikir bagaimana tersiksanya yang mati karena di racun yak! Mengerikan ituuu! 

Tapi saya jadi belajar dan diingatkan untuk menjaga pola makan dan kesehatan saya. Dan uniknya, beberapa hari sampai sekitar 2 minggu sebelum akhirnya saya tumbang, saya tuh pegal banget loh badannya. Pegalnya yang sakit gitu, dipijit juga gak mempan, tapi setelah saya (maaf) muntah, eh, itu segala sakit dan pegal bisa hilang tuntas! Haha. Ternyata kata si dokter, keracunan makanan itu juga bisa berefek badan terasa pegal. Nah, kalau saya minum obat penghilang sakit semisalkan parasetamol, panas saya turun dan pegalnya akan hilang. Baru inget deh kalau panas juga bisa bikin pegal.

Satu hari sebelum saya tumbang, saya uda feeling banget minum parasetamol, tapi akhirnya memilih minum obat lain. Seandainya saat itu saya minum parasetamol sih gak jadi tumbang, tapi gak tuntas juga ya. Ya sudah lah, uda lewat juga. Hehe.

Selesai itu, jarak 3 hari berikutnya mama saya mendadak sakit dan sempat bikin saya ketakutan setengah mati! Saya larikan ke UGD dan end up dirawat 1 minggu. Apa yang saya pelajari? Tuhan memberi jalan untuk kesembuhan mama melalui kejadian ini karena dipertemukan dengan dokter yang tepat dan diagnosa yang tepat! Selama ini mengobati mama seperti mencari jarum di tumpukan jerami! Gak pernah jelas masalahnya apa dan gak tau harus cek apa dan juga gak ada bayangan perlu cari dokter spesialis apa.

Dan apa yang saya pelajari selama mama dirawat? Saya belajar berbakti selagi mama masih ada karena itu berarti Tuhan masih mengijinkan saya berbakti kepada mama dan belajar untuk menunjukkan kasih kepada mama.

Dan juga selama di rumah sakit jadi dapat beberapa topik untuk nanti akan saya tulis di blog saya yang satunya. Hehe. Ditunggu ya. Seputar kesehatan kok. :)

Oh iya, sehari sebelum mama dirawat, saya juga dapat insight bahwa TUHAN sangat mengasihi saya dan SELALU memberkati saya dengan berbagai cara dan melalui siapa saja, DIA AKAN SELALU MEMENUHI APA YANG SAYA BUTUHKAN.

Sudah saatnya kita belajar berbagi dari apa yang sudah kita pelajari, kita miliki dan kita dapatkan.
Jika tidak bisa berbagi secara materi, kita bisa menyumbang pikiran dan tenaga, tunjukkan kasih Tuhan kepada sesama.

Kita anak Tuhan, kita dutanya Tuhan di bumi. Mari kita memberi terang kasih Kristus kepada sesama kita.

Demikian sekilas apa yang saya alami 3 minggu ini. Semoga ada yang bisa teman-teman petik dari apa yang saya bagikan.

GBU!

Insight 28 Feb 2017

Start from 01 Jan 2017, I written in both English and Indonesian. Please scroll down for English. Enjoy your reading!


Hari ini adalah hari terakhir saya bekerja di kantor saya yang sekarang. Yang aneh adalah saya bukannya merasa lega seperti yang saya pikirkan. Malahan saya merasa sedih saat tadi berpamitan dengan beberapa rekan kerja, terutama manager saya. Saya merasa beliau menyayangi saya sebagai adiknya. Saya jadi merasa tersentuh saat beliau memberi saya kado perpisahan.

Saat jalan pulang, saya berpikir dan diingatkan Tuhan, betapa saya dikasihi. Tuhan bisa mengasihi kita dengan berbagai macam cara dan melalui siapa saja.

Saya sangat tersentuh sekali. Di kantor yang sebelumnya juga Tuhan sungguh mengasihi saya. Manager saya juga sudah menganggap saya sebagai adiknya sendiri. Perlakuannya beda kepada saya sehingga mengundang cemburu dari kolega saya. Dan saat perpisahan pun beliau memberi saya kado perpisahan.

Saya bukannya mau bercerita tentang hadiah-hadiah yang saya terima. Tapi saat saya flashback, saya bisa melihat bagaimana Tuhan mengasihi saya. Saya bisa dianggap sebagai adik oleh orang-orang yang penting di dalam perusahaan. Karir saya bisa maju juga karena hubungan baik yang bisa saya miliki dengan key person ini.


Semuanya adalah kasih karunia Tuhan. Bukan karena kekuatan saya sendiri.


Teman, Tuhan sungguh mengasihimu. Dengan berbagai cara yang ajaib dan di luar pikiranmu. Dia bisa menunjukkan kasih-Nya melalui siapa saja. Mungkin saat ini kamu tidak bisa melihatnya, tapi nanti, saat kamu sudah melaluinya, kamu akan melihat bahwa semua yang kamu alami adalah rangkaian perjalanan yang harus kamu lalui untuk membawa kamu lebih dekat dengan rencana Tuhan yang begitu indah bagimu.

Bersabarlah, nantikan Tuhan.


Nantikanlah Tuhan ! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan !
Mazmur 27:14 TB


GBU!


---------------------------------------- ****************************** ---------------------------------------


Today is my last day working at my recent office. The strange thing is instead felling relieved as I thought, I felt sad when had to say goodbye to some colleagues, especially my manager. I felt she cares for me as a sister. I was so touched when she gave me a farewell gift.


On my way home, I thought and reminded by God, how much He loved me. God can love us in so many ways and through anyone.


I was so touched. At my previous office, I know that God really loves me. My manager also think of me as her own sister. She did treat me so different, it bring jealousy of my colleagues. And she also gave me a farewell gift.


I do not want to tell you about the gifts I received. But when I flashback, I can see how God loves me. I could be considered a sister by people who are important in the company. My career can go forward as well as the good relationship I can have with this key person.


This all because of God's grace. Not my own strength.


Friend, God does love you so much. With many ways beyond what you can think. He can show His love through anyone. Maybe now you can not see it, but later, when you've been through it, you'll see that everything you experience now is paths that you have to go through to bring you closer to God's plan and that is a wonderful plan for you.


Be patient, waiting for God.


PSALM 27:14 AMP
Wait for and confidently expect the Lord ; Be strong and let your heart take courage; Yes, wait for and confidently expect the Lord .


GBU!