Labels

Insight 04 Juni 2017 | You know EXACTLY what you want

Start from 01 Jan 2017, I written both in Indonesian and English. 
Please scroll down for English. Hope you enjoy your reading and hope this will bless you.



Malam begini tiba - tiba otaknya cling! Gitu deh. 
Namanya ilham mah bisa dateng kapan aja dan di mana aja. 
Terkadang bentuknya visual. Terkadang betuknya seakan ada yang bisikin ke dalem pikiran dan bikin saya bereaksi "oh iya, bener juga ya".


Tapi 1 hal yang saya percaya. Yang kasih jelas dari Tuhan. Namanya hikmat. 
Bukannya sok suci atau sok hebat. Tapi saya pikir akan lebih baik jika saya bagikan, siapa tau bermanfaat bagi orang lain.


Insight kali ini pendek kok, janji! :)
Soalnya saya kedoyanan ngobrol sih,jadi awalnya mau nulis pendek bisa jadi panjang. Hahaha. Kebiasaan buruk 


Well, hari ini yang saya dapat adalah jika seseorang berkata mereka tidak tahu apa yang mereka mau, sebenarnya itu hanya kalimat yang dimudahkan saja.


Kenapa saya bilang gitu?
Karena tidak ada satu manusiapun yang gak tau apa yang mereka mau. 
Anak bayi aja tau kok apa yang mereka mau. 
Bedanya mereka belum bisa bicara, makanya mereka kasih tau dengan menangis dan menangis.


Bagaimana dengan anak kecil? Mereka tau kok apa yang mereka mau. 
Makanya bisa kan nangis minta sesuatu dan bisa ngambek kalo apa yang mereka mau gak dikasih atau gak dipenuhi sama orangtuanya.


Remaja aja tau kok apa yang mereka mau. Makanya ada tahap membangkang kan? Melawan orangtua. 
Karena mereka berusaha dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan apa yang mereka mau.


Tapi mereka tau apa yang mereka mau!


Hanya bedanya adalah mereka belum mampu menyediakan sendiri apa yang mereka inginkan. Ya karena mereka juga belum menghasilkan uang, belum bisa beli ini itu sendiri. 
Kalau yang non material? Tetap saja harus dipenuhi oleh orang lain seperti misalkan kasih sayang orangtua, kasih sayang sahabat, dsb.


Nah, lalu gimana cara orang dewasa terlebih yang sudah bekerja, yang sudah menikah,yang sudah punya anak, dan terutama yang sedang bermasalah (baik psikis maupun mental) kok bisa bilang gak tau apa yang mereka mau?


Sudah semacam pola dari bayi sampai dewasa kok. 
Mendadak pas dewasa kayak amnesia akan kemampuan itu?


Menurut saya, kalimat "saya tidak tau apa yang saya mau" itu jika dijelaskan adalah "saya tau apa yang saya mau, tapi tidak bisa mewujudkannya." 
Atau "saya tau apa yang saya mau tapi ragu apa itu yang terbaik". 
Atau "saya tau apa yang saya mau tapi saya tidak punya keyakinan yang cukup kalau itu akan terwujud".
Jadi, daripada dianggap tidak berusaha atau pengecut, gampangnya tinggal bilang "saya gak tau mau apa".


Kuncinya cuma keyakinan dan usaha. Apakah kamu yakin itu yang kamu inginkan? 
Jika ya, maka akan ada aja kepikiran langkah yang harus diambil untuk memenuhinya. Seperti kata-kata yang sering disebut seakan sebuah mantra yaitu "there is a will, there is a way".


Dan pemenuhannya jelas butuh usaha. Yang jelas akan capek.
Ibarat petani harus capek dulu menanam dari bibit, tapi sekalinya tanaman itu tumbuh dan berbuah, akan terus menerus berbuah. Kalo uda berbuah dibiarin? Ya enggak, tetep harus dirawat kalau mau hasilnya terus berbuah. :)


So, kesimpulannya adalah "Tidak ada orang yang tidak tau apa yang mereka mau. Yang ada adalah orang tersebut tidak memiliki keyakinan yang kuat atas keinginannya dan tidak memiliki keyakinan yang kuat untuk mewujudkannya atau belum mengetahui cara untuj mewujudkannya".
Jadi, apa yang sungguh-sungguh kamu inginkan? :)



------------------------------ ****************************** ------------------------------


This late night suddenly I got insight. Well, insight can be received anytime and no matter where you are. Sometimes it comes with visual form. Sometimes it comes like a whisper to my mind and make me say "ah, I see".


But one thing I believe. It comes from God. That's called as wisdom. 
Doesn't mean I am better than other or more holy than other. 
I write it down because I think it might help and blessing others.


This insight will be short. I promise. 
Because I usually wanna write just some points and because I love to talk then I end up write so long. He he. My bad habit.


Well, today what I got is if someone tell you that they don't know what they want, actually they just say it to make is more simple.


Why I say so?
Because nobody in this world who don't know what they want!


Babies know what they want. What makes different is they can't talk yet. That's why they let you know what they want and communicating with you with crying.


What about kids? They know what they want. That's why we familiar with kid's wishlist, they can cry to get what they want and they can get upset when they don't get what they want.


Teenagers know what they want. That's why they go through rebellion stages. Because they try to get what they want in any ways.


They (babies, kids and teenagers) know what they want. They just still can't fulfill it by themselves. They are not earning yet so they can't buy things for themselves.
What about non material needs? Still, they needs other person to fulfill it. Let say love from parents, love from bestfriends, etc.


So,how come an adult can say that he/she don't know what he/she wants? 
It's a pattern from baby to adulthood that we know what we want. Why in this world an adult can say that he/she don't know what he/she wants?


I think, "I don't know what I want" can be explain as " I know what I want but I don't know how to make it happen" or "I know what I want but I'm not sure it's the best" or "I know what I want but I don't have enough faith that it will become true"


So, rather be called as a coward (because don't dare to do it) or lazy person (because don't give any effort or at least try something), it will be easier to say "I don'tknow what I want"


The key points are faith and effort.


The question must be "Are you sure that's what you really want?"
If yes, you can get any ideas to make it happen. Like the words that always been said like it's a magic spell "there is a will, there is a way".
And to fulfill it, you need effort. It really will cost you energy. You will feel tired.


Like a farmer that do planting from seeds. What it grow and be fruitful, it will continue growing fruits. And then, after it griw fruits, you just let it go? No! You still need to keep the maintenance to make sure it will keep growing fruits and not just fruits but a big healthy fruits.


So, the conclusions is "There is no person in this world that doesn't know what he/she wants. It just a way to tell you that they don't fave strong enough faith in what they want and don't have good enough faith in making it happen or still don't know how to make it happen".
So, what do you really want? :)

Insight 01 Juni 2017 | Wanna free from pain??

Start from 01 Jan 17, I written in both English and Indonesian. Please scroll down to read in English. Enjoy your reading!


Wah, sudah lama banget gak nulis! Huhuhu. Di satu sisi saya tetap merindukan menulis karena dengan menulis entah bagaimana, bisa menenangkan saya. Mungkin karena isi di kepala keluar ya, jadinya lebih enteng. Haha. Di satu sisi saya kesulitan membagi waktu yang sebenarnya sih lebih berupa alasan untuk tidak menulis. Hehe.

Belakangan ini menulisnya saya teralihkan ke menulis yang lain. Yup, skripsi! Kalau saya lihat secara garis besar, seharusnya skripsi tidak sesulit yang dibayangkan loh. Namun ya karena namanya juga penelitian ilmiah, ya isinya gak sembarangan dan butuh penelitian yang jelas memakan waktu dan tenaga. Eh, jadi curhat! Hahaha.

Beberapa waktu lalu dan lupa tepatnya kapan, saya kembali diingatkan beberapa hal. Dan saya pikir kenapa tidak saya tulis? Siapa tahu bisa membantu atau bahkan saya bisa mendapat masukan yang akan memperkaya pengertian saya juga. Berbagi tidak pernah membuat kita rugi toh? :)

Langsung saja saya bahas. Saya nulis 1 point dulu ya. Di posting selanjutnya akan saya tuliskan poin lainnya. :)


Alasan kenapa kamu belum terbebas dari rasa sakit


Berawal saat suatu hari saya pulang kantor dengan keadaan hati yang sedih dan marah. Lalu saya berpikir dan bertanya ke diri sendiri kenapa manusia jelas tahu dan sadar ada hal yang menyakiti hatinya dan jelas tau jalan keluarnya tapi tetap saja menggenggam hal tersebut dan berujung pada membuat dirinya sendiri semakin tersiksa?

Tiba-tiba, seperti biasa, saya dapat seperti sebuah visual atau peringatan yang saat itu terjadi saya merasa saya seakan ada di dimensi lain dan waktu berhenti sejenak. Well, itu yang selalu saya alami dan berujung saya tuangkan apa yang daya dapat tersebut di blog ini dan biasanya saya sebutnya "saya diingatkan". Mungkin begitu bentuk/cara penyampaian hikmat yang saya terima dari atas.

Oke, kembali ke topik. Saya teringat kembali dan seakan lagi menonton film dengan warna sephia bahwa saya dulu pernah belajar main gitar demi nilai musik di sekolah. Lalu, saya belajar langsung dengan senar string, bukan nilon. Bagi yang pernah belajar gitar dengan senar string pasti tahu kan rasanya? Jelas sakit! Kalau memencet senar nilon kan tidak sakit seperti memencet senar string.

Nah, setelah seharian gejreng itu gitar, ya capek lah saya. Rencana nonton tv dan tidur. Akhirnya saya lepaslah genggaman saya dari gitar, dan apa yang terjadi? Sakit banget!

Saya sadar kalau jari saya sakit saat memencet senar dan sakitnya juga gara-gara si senar. Tapi saat saya lepas jari saya, ternyata rasa sakitnya parah juga. Seperti saat baru mengalami sakit memencet si senar. Sampai saya cuci tangan, kasih es, sampe saya emut juga tuh jari! Dan akhirnya apa yang saya pilih? Saya memilih untuk memegang gitar dan menempatkan jari saya untuk menekan senar-senar itu lagi! Dan coba tebak apa yang saya rasa? Saya merasa sakitnya mereda. Padahal, saya tau dan sadar jari saya sakit akibat si senar, tapi saya malah bukannya melepaskan jari saya, malahan saya biarkan saja.

Itu gambarannya dan itu gambaran nyata pengalaman pribadi saya. Coba kita rangkum ya.

Saya tahu dan sadar agar jari saya membaik, saya perlu melepaskan cengkraman saya. Tapi malahan saya berakhir tetap memencet si senar dan saya sampai tertidur tuh masih meluk si gitar loh! Dan sekarang saya mengerti alasannya!

Saya tidak mau melewati proses bahwa saat kita mau bebas dari rasa sakit, kita harus melepaskan apa yang membuat kita sakit, dan proses melepasnya itu juga sakit!

Kita manusia, kita akan memilih sakit yang kita kenal. Itu masalahnya! Karena lebih familiar.

Saya sudah sadar akan rasa sakit saat jari saya harus memencet senar gitar dan saya sudah terbiasa akan rasa sakitnya selama seharian. Saya kaget akan rasa sakit di jari saya akibat saya melepaskan si senar walaupun saya tahu pada akhirnya saya akan terbebas dari sakit! Rasa sakit saat melepas si senar seakan jadi rasa sakit baru dan saya belum terbiasa dengan rasa sakitnya sehingga saya kaget dan memilih kembali ke rasa sakit yang saya kenal.

Kebayang gak sih, untuk sakit fisik yang sepele dan baru terjadi selama 1 hari (yang jelas kurang dari 24 jam) aja usaha untuk melepaskan rasa sakitnya aja segitu besar. Pengaruh rasa sakitnya sampai bisa membuat saya memilih untuk tetap di dalam sakit itu. Apalagi untuk lepas dari sakit hati? Luka batin, memori yang buruk, pemahaman yang salah, kepercayaan yang salah, jelas akan lebih sulit untuk melepaskan rasa sakitnya. Karena ada harga yang harus dibayar yaitu rasa sakit yang "baru", yang notabene berupa peralihan dari rasa sakit menuju bebas.

Jelas akan membuat kaget. Mungkin akan tercetus omongan "katanya dengan memaafkan bisa membuat saya pulih, tapi kenapa terasa begitu sakit? Enak saja dia menyakiti saya, saya yang menderita tapi saya yang harus memaafkan!"

Dari contoh kalimat itu dan cerita saya, sudah tau masalahnya?
1. Rasa sakit kita tanpa kita sadar berubah menjadi zona nyaman kita.
Kita terbiasa dengan rasa sakit itu dan sadar akan "sulit" untuk bebas sehingga kita memilih tetap menjaga rasa sakit itu

2. Ego kita yang menjadi penghalang kita dari kebebasan kita.
Dengan menyimpan sakit hati, maka tanpa kita sadar adalah seperti kita memegang pisau dan menusukkannya ke diri kita sendiri. Karena dengan tidak mau menurunkan ego, kita membiarkan kebencian atau sakit hati atau kemarahan menguasai kita dan kita menyiksa diri kita sendiri.

3. Reaksi kita yang menentukan.
Tanpa sadar, kita play victim. Gak sepenuhnya salah sih. Kita memang korban. Tapi bukan karena perbuatan orang ke kita. Kita adalah korban dari kebodohan kita sendiri. Apapun yang orang perbuat atau katakan kepada kita hanya akan berpengaruh kepada diri kita jika kita ijinkan. Segala hal buruk bisa terjadi, tapi kembali kepada reaksi kita yang menentukan berapa besar pengaruh dari luar bisa mempengaruhi yang di dalam kita.


Teman, pilihlah untuk bebas!
Jika kamu merasa tidak enak menjadi korban, lalu kenapa kamu menawan dirimu sendiri dalam penjara kesakitan? Walau kamu sudah terbiasa dan bahkan sudah jadi zona nyaman, tapi coba direnungkan, apakah itu zona aman yang kamu inginkan?

Well, saya harap saya bisa menjelaskan dengan baik melalui tulisan ini dan semoga bisa dipahami dengan baik.

Be free! Be happy! Be blessed and be blessing to others!

GBU!


--------------------------------------------********************************************* ------------------------------------------------


Wow, it's been a long time for me to not write in this blog. I miss to write because somehow I feel relax and calm because of writing. It is because my mind been released, I guess. So I feel more carefree. Ha ha. On the other hand, I have difficulty to maintain my time schedule and well, it more like excuses I made to not writing.

Lately I've been busy in writing other thing. Yup! It is a final paper for graduating and receive my bachelor degree. After I work on it, it is not as scary as I thought. But, because it is a scientific research, I can not fill my paper as I want. It needs research and sampling. Both of it need time and effort. Well, I talk non sense, huh? Ha ha.

Some time ago, I can not recall the exact time, I have been reminded a couple things. And I think why don't I write it down? It might help someone out there and perhaps I can get a wider wisdom from others. After all, sharing something will never make you loss. :)

Well, let's talk about it. In this post I write 1 point only. The others will be written on next post.


The reason why you still trapped in pain


It's all start when I was on my way home from office. I think and ask myself, why do people mostly know and conscious what they hold is what hurt them but still not willing to let it go and free themselves and end up they hurt their selves more in pain?

And suddenly, as usual, I got some kind of vision or reminder, and when I got it, I feel like I'm in other dimension and time froze. Well, it did happen to me every time I got something and I end up share it in this blog, I usually call it as "I have been reminded". Maybe it's the way I got some wisdom from above.

Ok, back to topic.
I am reminded. Got flashback like I am watching movies in black and white. The vision of myself learning and practicing acoustic guitar for school. And I learned using steel guitar strings, not nylon. For you who have been learning or practicing using steel guitar strings must be know how does it feel. It does really hurt! If I use nylon strings must be not that hurt!

After all day I learned guitar and night has come, I feel it is enough. I want to watch TV and have some rest. I let go the guitar and guess what I feel on my fingers? It is super hurt! It hurt badly.

I realize that my fingers hurt because of that steel guitar strings. I practice all day. But, when I let my fingers go, it hurt more than when my fingers still on it! It hurts like I just use that strings for first time. I washed my hands, I place ice cube on it. I even place my fingers in my mouth (and it hurts more because I need cold to stop the pain, not heat!)

And what I end up with? I chose to keep holding the guitar and place my fingers on the steel strings! Guess what I feel? I feel better!
The truth is I know and realize that the steel strings is the source of my pain and what I finally do is not releasing my fingers from it but I end up back on it!

That's the picture and it is really happened to me. Let's sum up!
I know and realize to heal my fingers I need to let go. But, I end up keep holding it and as I remember, I fall asleep while holding the guitar!

Now I understand the reason!

I don't want to go through the healing process because I realize that to free from pain, there is price to pay. To let go the pain source is hurting too!

We are human. And naturally we will choose the pain we familiar with. That's the problem!

I already know the pain from that steel guitar strings all day. I am quite shocked with the "new" pain because of letting my fingers free, even though I know the pain will fade away and I will be healed. I am not recognize the pain of letting my fingers free, I am not used to it, that's why I choose to go back to my old pain, the pain that I know well from holding those strings.

Can you imagine, for physical pain and it is a small pain that just occur in 1 day, need struggle to be free from it. The impact from the pain is powerful enough to make me choose to stay in that pain! Can you imagine the struggle and effort you need to heal from broken heart, bad memories, misunderstanding, or false belief? It is clearly will be more difficult to be free from it because there is price to pay which is the "new" pain but the truth is that pain is a discomfort because of transition from pain to be healed.

Definitely it will scared you. Maybe you will say "It said that by giving forgiveness can heal me, but why does it hurt? He/she hurt me, I am the one who suffer, but I am the one who should release forgiveness!"

From that sentence and from my story earlier, have you recognize the problem why you still in pain?1. Without you realize it, you pain is changing to be your comfort zone.
We used to that pain and we realize it will be "hard" to be free from it and we end up to keep that pain we know well.

2. Our ego is our stronghold between us and our freedom.
By keeping that pain, is like we holding knife but the one we stab is ourselves. Because of our ego, we let hatred or heartache or anger to control us and we actually torture ourselves with it.

3. Our reactions or the way we response is the most important.
Unconsciously we play victim. Well, not completely wrong. We are victim. But not because of what people do to us. We are victim from our stupidity. Whatever others do or say to us will be affect on us only if we allow it. All bad things can happen, but back to our way to response that will determine how big it's impact from outside to our inside.


Guys, choose to be free!
You know how does it feel to be a victim, then why you prison yourselves in prison of pain? Even you already used to that pain and it already become you comfort zone, please ponder, is it the comfort zone you really want to have?

Well, I hope I can explain it well.

Be free! Be happy! Be blessed and be blessing to others!

GBU!