Hari ini video yang saya tonton tentang the most important question in life.
Psst!! Isinya bocoran tentang final question yang akan diberikan ke kita kalau kita pulang ke surga..!
Dan seperti yang (mungkin) sudah kamu tau, kira - kira apa sih pertanyaannya?
Yang pasti, gak ada hubungan dengan teori kehidupan beragama.
Yang penting adalah, do you show love?
Saya langsung kepikiran kata Tuhan Yesus perihal janganlah kita seperti orang Farisi.
Betul juga. Saya langsung instropeksi diri.
Kira - kira kalau orang lain melihat kehidupan saya, apakah ada celetukan "Loh kok dia bertingkah begitu sih? Katanya anak Tuhan, percuma tuh omongannya doang yang bijak tapi perilakunya bertolak belakang"
Well, memang betul jangan hidup dari dan untuk apa kata orang lain. Karena bisa jadi perkataan dari orang lain itu bertujuan menjatuhkan kita. Tapi jangan arogan juga sampai tidak mau menjadikan kritikan sebagai parameter, karena kritik juga berfungsi untuk mengkoreksi kita sehingga kita bisa jadikan kritik tersebut sebagai tolak ukur dari apa yang harus kita ubah. Perlu kebijaksanaan dalam menanggapi apa kata orang.
Saya pribadi, jika dengar apa kata orang yang saya rasa merupakan cerminan untuk saya, saya akan dengarkan. Karena secara psikologi juga disebutkan ada area yang kamu ga tau tapi orang lain yang melihat. Hey, you never see your back without help, maybe using mirror or help from others!
Ok, back to topic.
Saya jadi berpikir untuk refleksi seperti yang saya sebutkan di atas karena saya sendiri pernah membatin ke orang yang awalnya saya kagumi kehidupan rohaninya, tapi kok manifestasinya beda ya? Jadi, teorinya itu ciamik banget! Tapi ya itu, hanya teori. Prakteknya masih jauh.
Ya, saya sadar, mau berharap ada dari manusia, sih?
Namanya masih manusia, masih berperang dengan keinginan daging.
Saya sendiri juga masih jauuuh dari baik.
Apakah kamu sering merenung dan instropeksi diri? Apa yang harus diubah?
Jika sudah instropeksi dan sudah tau apa yang harus diperbaiki, apakah ada tindak lanjutnya?
Jika sudah ada action, bagaimana hasilnya? Apakah ada progress yang positif walau hanya sedikiiiit, karena walau sedikit, hey, you making progress!!
Congratulation!
You are moving forward and getting better even in small things and small scale, no problem!
Lalu, sore tadi saat iseng buka medsos, saya tiba - tiba diingatkan hal yang menurut saya simple, original dan crucial untuk saat - saat ini dimana semua kehidupan di-posting di dunia maya yang jadi menyimpang dari seharusnya.
Apakah itu??
Oke, saya jawab juga dengan pertanyaan. Jawab saja secara jujur ke dirimu sendiri, gak usah ditulis di kolom komentar di bawah.
Sensasi seperti apa contohnya? Sensasi mendadak merasa hidupmu ada yang kurang! Jadi mulai membandingkan dirimu dan kehidupanmu ke orang lain.
Beberapa contoh yang terpikirkan oleh saya:
Apakah kamu jadi iri dengan postingan temanmu yang liburan sedangkan kamu lagi kerja dan bete di kantor?
Apakah kamu jadi sedih karena liat temanmu posting foto/video dia lagi spent time sama family sedangkan kamu jauh dari keluarga karena ada perselisihan di rumah?
Hey. Ini yang saya maksud hal simple, original dan crucial!
Menurut saya sih dimulai dari jamannya BBM.
Manusia jadi lebih individualis.
Pasti pernah kan lihat beberapa orang teman yang berkumpul tapi pandangan setiap orang ke layar smartphone masing - masing dan bukannya saling berinteraksi?
Kebahagiaan mulai merosot. Interaksi sesama manusia di dunia nyata semakin berkurang.
Media komunikasi yang seharusnya mendekatkan, jika tidak dipakai dengan bijak, malah akan menjauhkan! Makanya saya usaha sebisa mungkin tidak selalu pegang smartphone selama berkumpul bersama teman - teman saya, karena saya mau enjoy the moment. Make sure that time spent well!
Coba kamu renungkan, hubunganmu dengan (minimal) keluargamu (terutama jika masih satu rumah sama orang tua), apakah hubunganmu menjadi semakin jauh?
Original
Just remember that real things in life now switching to be fake especially in cyberspace.
Semua kepalsuan itu dikarenakan manusia ingin menutupi kekurangan mereka.
Karena takut ditolak saat orang lain tau siapa dia sesungguhnya.
Tapi, dengan menjadi orang yang palsu, bukankah lebih menyakitkan saat ditinggal orang yang dikasihi sesudah the real you pop up?
Karena seperti kata pepatah, sepandainya menyimpan bangkai, akan tercium juga.
Lebih baik jadi dirimu apa adanya, jusru dengan demikian, kamu bisa tau siapa yang tulus mengasihimu dan siapa yang tidak.
Mulai sekarang, yuk, kembali ke kehidupan nyata. Jangan lihat smartphone terus.
See around the world! Tuhan menciptakan bumi yang begitu indah untuk dinikmati, loh!
See around you!
Spend time with your family, your friends, your pet, and even for yourself (without gadget, please!).
Share love! Act with love!
You will see how your life will be change!
Psst!! Isinya bocoran tentang final question yang akan diberikan ke kita kalau kita pulang ke surga..!
Dan seperti yang (mungkin) sudah kamu tau, kira - kira apa sih pertanyaannya?
Yang pasti, gak ada hubungan dengan teori kehidupan beragama.
Yang penting adalah, do you show love?
Saya langsung kepikiran kata Tuhan Yesus perihal janganlah kita seperti orang Farisi.
Betul juga. Saya langsung instropeksi diri.
Kira - kira kalau orang lain melihat kehidupan saya, apakah ada celetukan "Loh kok dia bertingkah begitu sih? Katanya anak Tuhan, percuma tuh omongannya doang yang bijak tapi perilakunya bertolak belakang"
Well, memang betul jangan hidup dari dan untuk apa kata orang lain. Karena bisa jadi perkataan dari orang lain itu bertujuan menjatuhkan kita. Tapi jangan arogan juga sampai tidak mau menjadikan kritikan sebagai parameter, karena kritik juga berfungsi untuk mengkoreksi kita sehingga kita bisa jadikan kritik tersebut sebagai tolak ukur dari apa yang harus kita ubah. Perlu kebijaksanaan dalam menanggapi apa kata orang.
Saya pribadi, jika dengar apa kata orang yang saya rasa merupakan cerminan untuk saya, saya akan dengarkan. Karena secara psikologi juga disebutkan ada area yang kamu ga tau tapi orang lain yang melihat. Hey, you never see your back without help, maybe using mirror or help from others!
Ok, back to topic.
Saya jadi berpikir untuk refleksi seperti yang saya sebutkan di atas karena saya sendiri pernah membatin ke orang yang awalnya saya kagumi kehidupan rohaninya, tapi kok manifestasinya beda ya? Jadi, teorinya itu ciamik banget! Tapi ya itu, hanya teori. Prakteknya masih jauh.
Ya, saya sadar, mau berharap ada dari manusia, sih?
Namanya masih manusia, masih berperang dengan keinginan daging.
Saya sendiri juga masih jauuuh dari baik.
Yang penting adalah, bagaimana prosesnya dan progressnya?
Apakah kamu sering merenung dan instropeksi diri? Apa yang harus diubah?
Jika sudah instropeksi dan sudah tau apa yang harus diperbaiki, apakah ada tindak lanjutnya?
Jika sudah ada action, bagaimana hasilnya? Apakah ada progress yang positif walau hanya sedikiiiit, karena walau sedikit, hey, you making progress!!
Congratulation!
You are moving forward and getting better even in small things and small scale, no problem!
Lalu, sore tadi saat iseng buka medsos, saya tiba - tiba diingatkan hal yang menurut saya simple, original dan crucial untuk saat - saat ini dimana semua kehidupan di-posting di dunia maya yang jadi menyimpang dari seharusnya.
Apakah itu??
Oke, saya jawab juga dengan pertanyaan. Jawab saja secara jujur ke dirimu sendiri, gak usah ditulis di kolom komentar di bawah.
Apakah kamu pernah melihat postingan orang lain di medsos dan mendadak kamu berasa ada sensasi beda di dirimu?
Sensasi seperti apa contohnya? Sensasi mendadak merasa hidupmu ada yang kurang! Jadi mulai membandingkan dirimu dan kehidupanmu ke orang lain.
Beberapa contoh yang terpikirkan oleh saya:
Apakah kamu jadi iri dengan postingan temanmu yang liburan sedangkan kamu lagi kerja dan bete di kantor?
Apakah kamu jadi sedih karena liat temanmu posting foto/video dia lagi spent time sama family sedangkan kamu jauh dari keluarga karena ada perselisihan di rumah?
Hey. Ini yang saya maksud hal simple, original dan crucial!
Simple
Semenjak ada medsos yang menjamur pemakainya dan menurut saya mulai menyimpang karena jadi ajang lomba pamer kehidupan baik yang enak ataupun ga enak, makin banyak loh orang yang depresi. Dari beberapa artikel beriita kesehatan yang saya baca, tingkat depresi semakin naik semenjak manusia kecanduan dengan segala yang berhubungan dengan internet.Menurut saya sih dimulai dari jamannya BBM.
Manusia jadi lebih individualis.
Pasti pernah kan lihat beberapa orang teman yang berkumpul tapi pandangan setiap orang ke layar smartphone masing - masing dan bukannya saling berinteraksi?
Kebahagiaan mulai merosot. Interaksi sesama manusia di dunia nyata semakin berkurang.
Media komunikasi yang seharusnya mendekatkan, jika tidak dipakai dengan bijak, malah akan menjauhkan! Makanya saya usaha sebisa mungkin tidak selalu pegang smartphone selama berkumpul bersama teman - teman saya, karena saya mau enjoy the moment. Make sure that time spent well!
Coba kamu renungkan, hubunganmu dengan (minimal) keluargamu (terutama jika masih satu rumah sama orang tua), apakah hubunganmu menjadi semakin jauh?
Original
Kepikiran gak sih saat lihat postingan orang lain, kelihatannya indah?
Hey, saat orang lain lihat postinganmu juga mereka pikir hidupmu lebih indah!
Karena yang di-post oleh orang pasti yang baik, alias fake (in my opinion).
Kenapa saya pikir begitu?
Ya simple aja, kalau kamu foto 3x, yang pertama kamu merem, yang kedua kamu ga ready dengan pose lagi monyong, ketiga kamu kelihatan oke dengan senyum yang cetar, yang mana yang akan kamu post?? Hohoho.
Jadi teringat ada quote yang bunyinya begini:
The reason why we struggle with insecurity is because we compare our behind the scenes with everyone else`s highlight reel.
"Gak semua yang kamu lihat di internet itu benar dan nyata". Pernah denger kalimat seperti itu?
Yup! That`s true. Hidup ini penuh dengan kebohongan. Jangan sampai kita jadi tidak bersyukur dan mengijinkan iblis membohongi kita, mencuri kebahagiaan kita dan membubuh pengharapan kita!
Iblis juga ngikutin jamam, bro!
Sudah canggih dia, bisa menyerang kita melalui teknologi yang awalnya diciptakan untuk membantu kita. Makanya penting untuk punya hikmat agar tidak terseret oleh tipuan kehidupan apalagi kehidupan dunia maya.
Namanya juga dunia maya. Not a real life! Bukan dunia nyata, loh!
Remember that!
Crucial
Hal crucial yang saya maksud adalah, apakah kalian sadar akan fakta - fakta yang saya sebutkan di atas? Benarkah sadar dengan sepenuhnya tentang fakta dasar bahwa dunia maya bukanlah kehidupan nyata yang harus kita jalani?
Sadarkah bahwa yang kita lihat bukanlah selalu kenyataan karena yang disiarkan hanyalah yang indah atau setidaknya sudah dipoles?
Atau, apakah malah sudah terlanjur terpesona dengan "bling-bling" kehidupan orang lain?
Atau, apakah sudah timbul perasaan iri dan insecure dengan mulai berpikir dan merasa kenapa orang lain kelihatan lebih bahagia?
Hati - hati. Seperti yang sudah saya sebutkan di atas, hal ini bisa jadi gerbang terbuka bagi iblis untuk mulai membisikkan kebohongan di hati dan pikiran kita.
Are you dare to be true and are you dare to be vulnerable?
Semua kepalsuan itu dikarenakan manusia ingin menutupi kekurangan mereka.
Karena takut ditolak saat orang lain tau siapa dia sesungguhnya.
Tapi, dengan menjadi orang yang palsu, bukankah lebih menyakitkan saat ditinggal orang yang dikasihi sesudah the real you pop up?
Karena seperti kata pepatah, sepandainya menyimpan bangkai, akan tercium juga.
Lebih baik jadi dirimu apa adanya, jusru dengan demikian, kamu bisa tau siapa yang tulus mengasihimu dan siapa yang tidak.
Mulai sekarang, yuk, kembali ke kehidupan nyata. Jangan lihat smartphone terus.
See around the world! Tuhan menciptakan bumi yang begitu indah untuk dinikmati, loh!
See around you!
Spend time with your family, your friends, your pet, and even for yourself (without gadget, please!).
Share love! Act with love!
You will see how your life will be change!
No comments:
Post a Comment