Saya sibuk banget seharian di kantor. Dan hari ini tuh benar - benar harinya ujian kesabaran.
Rasanya lelah deh menghadapi masalah - masalah yang timbul. Lemas rasanya karena energi terkuras akibat pikiran dan perasaan yang negatif.
Ya, saya sadar. Seharusnya pikiran dan perasaan saya bisa saya kendalikan sehingga saya bisa terhindar dari buang energi sia - sia. Tapi entah kenapa, kalau pagi sampai jelang makan siang, mood saya itu bisa berantakan banget, but after lunch, my mood getting better.
Dari preaching yang saya dengarkan, ternyata kena banget untuk saya hari ini!
Membahas tentang big problem. Wow! Pas banget untuk menyadarkan saya atas pikiran dan reaksi saya sepanjang hari.
Saya terlalu fokus kepada masalah saya dan rasanya masalah saya terbesar diantara orang lain. Memang terdengar lebay, tapi fakta!
Siapa sih yang pernah berada dalam masalah yang katanya masalah besar tapi bisa berkata "Saya sadar masalah saya bisa jadi tidak sebesar masalah orang lain"?
Setahu saya, jika manusia mengalami masalah besar, pastinya hal itu yang sungguh mengganggu dan mengusik keamanan dan kenyamanannya. Panik, itu merupakan salah satu reaksi yang sangat wajar untuk muncul.
Tapi secara tidak sadar sebenarnya reaksi berantai tersebut juga diakibatkan dari pikiran yang salah, kepercayaan yang salah dan bahkan insecurity. Rekasi negatif yang timbul seperti marah, arogan, keras kepala dan sebagainya, merupakan cerminan dari insecurity orang tersebut.
Lah, bukankah insecure itu lebih ke reaksi yang membuat diri terlihat "rendah" seperti ingin sembunyi, merasa rendah diri, merasa tidak berharga, dll? Ya, itu juga merupakan bentuk dari insecure, tapi reaksi yang terlihat "tinggi" seperti keras kepala, arogan dan marah adalah manifestasi dari keinginan menutupi hal yang dianggap kekurangannya alias insecurity.
Oke, kita kembali ke preaching singkat hari ini. Preacher memberi contoh yang sangat baik menurut saya. Karena, manusia seringkali melihat masalah yang dihadapinya begitu besar sehingga dia gagal menyadari betapa besar kasih Tuhan yang melingkupinya.
Ada kalimat mutiara yang disebutkan oleh preacher dan saya suka dengan kalimat tersebut.
Jika kamu ingin bahagia selama 1 jam, tidur sianglah. Jika kamu ingin bahagia 1 hari, pergilah memancing. Jika ingin bahagia selalu, bantulah orang lain.
Alihkan fokus kepada orang lain. Pilihlah mengasihi sesama, Maka kita berpindah ke dimensi kasih dan niscaya kita akan merasa lebih bahagia dan bersyukur.
Saat saya dengar preaching tersebut dan saya bandingkan dengan apa yang saya lakukan hari ini, pikiran dan perasaan apa yang saya ijinkan mengontrol saya hari ini, rasanya saya malu kepada diri sendiri. Rasanya gagal loh ya menghadapi perasaan yang timbul padahal saya sadar sepenuhnya bahwa seharusnya saya melawan perasaan tersebut dan bukannya larut.
Tapi, kegagalan saya hari ini tidak menjadi status siapa saya di mata Tuhan. Ini hanya kegagalan hari ini, bukan berarti saya adalah manusia yang gagal. Besok saya masuk zona pertempuran lagi, yang membuat berbeda adalah apa reaksi saya? Masih sama kah dengan hari ini atau saya besok bisa bereaksi dengan lebih baik?
Hidup ini rangkaian sebab - akibat. Apa yang kita alami dan hadapi adalah akibat dari keputusan - keputusan yang kita buat sebelumnya. Hal yang sungguh sangat sederhana, tapi kita (termasuk saya), seringkali sulit melihat ke depan. Sulit untuk berpikir "start with the end".
Apa itu start with the end?
Ijinkan saya menjelaskan sebaik mungkin sejauh pemahaman saya.
Yang dimaksud dengan start with the end adalah kamu berpikir hasil yang kamu inginkan, lalu berpikirlah mundur ke saat ini. Apa yang harus kamu lakukan untuk mencapainya?
Contoh sederhana :
Kamu ingin memiliki ladang yang isinya pohon apel (ini end yang diinginkan), bagaimana mencapainya? Langkah - langkah yang mungkin di ambil adalah membeli lahan dan bibit sert segala keperluannya, mempekerjakan tukang kebun, menanam, kemudian menunggu panen.
Contoh lebih konkret ke konteks yang saya bagikan?
Misalkan kamu ingin mempunyai pasangan hidup yang penyayang dan terhormat. Bagaimana pemilihan keputusanmu terhadap segala piliham dam godaan yang timbul sekarang? Saat kamu tergoda menyaksikan video atau melihat gambar yang berbau pornogafi dan kamu memiliki kesempatan untuk melakukannya, apakah kamu lakukan? Sadar atau tidak, pilihanmu juga mempunyai dampak akan masa depanmu, siapa dan bagaimana pasanganmu kelak.
Jadi, jika kamu ingin hal yang baik di masa yang akan datang, maka saat ini, setiap kali ada pilihan di depan mata, pikirkan baik - baik yang mana yang akan kamu ambil, karena akan berdampak ke masa depanmu. Ingat, hidup adalah rangkaian sebab - akibat.
Kenapa terdengar seperti hanya ada hukum tabur tuai? Di manakah God`s grace?
Kasih Tuhan tidak bersyarat, Dia akan tetap mengasihimu dan bahkan Dia sudah merancangkan yang terbaik bagimu demi masa depanmu (Yeremia 29:11)
Tapi, konsekuensi yang timbul dari kesalahan yang kita buat, tidak bisa kita hindari, harus kita hadapi dan kita alami. Namun hal itu tidak mengurangi kasih Tuhan terhadap kita.
Sungguh dua hal yang berbeda loh, ya. :)
Apa yang kamu alami saat ini, jika tidak kamu sukai, itu adalah akibat keputusan yang salah yang pernah kamu buat sebelumnya. Cara memperbaikinya adalah dengan merubah caramu mengambil keputusan.
No comments:
Post a Comment